Wartawan Dibunuh Oknum TNI AL

Jurnalis di Kalimantan Selatan Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan, Rekan Duga Juwita Dibunuh

Juwita (23), wartawan perempuan dari media online di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ditemukan tewas.

|
Editor: Teguh Prasetyo
Facebook/Polres Banjarbaru
JURNALIS MENINGGAL - Ucapan dukacita atas meninggalnya Juwita, jurnalis media daring Newsway.co.id, dari Kepolisian Resor Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (26/2). Juwita ditemukan tergeletak tak bernyawa di Desa Kiram, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar, Sabtu (23/3) lalu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANJARBARU - Juwita (23), wartawan perempuan dari media online di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ditemukan tewas.

Jasad Juwita ditemukan tergeletak di rerumputan di pinggir jalan kawasan Gunung Kupang tepatnya di Desa Kiram, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar, Sabtu (23/3/2025).

Saat ditemukan, korban masih menggunakan helm.

Menurut informasi, sebelum ditemukan tewas, korban pamit kepada orangtuanya menuju ke wilayah Guntung Payung, sekira pukul 09.00 Wita.

Ketika pergi dari rumah, korban mengendarai motor matic bernomor polisi DA 6913 LCS.

Setelah itu jenazah Juwita ditemukan di semak-semak sekira pukul 14.57 Wita.

Awalnya beredar dugaan penyebab kematian Juwita karena mengalami kecelakaan tunggal.

Namun, dugaan itu tak serta merta membuat rekannya sesama jurnalis di Banjarbaru percaya begitu saja.

Sebab, ditemukan luka lebam pada tubuh korban.

Kemudian ditambah dengan hilangnya dua unit handphone milik kontributor Newsway.co.id itu.

Teny Ariana, sahabat Juwita yang juga berprofesi sebagai jurnalis mengatakan, di hari dimana Juwita berpulang, dirinya masih saling berkabar melalui WhatsApp.

Teny menerangkan, ia dan beberapa jurnalis lainnya, termasuk Juwita, janjian untuk berbuka puasa bersama di kantor redaksi salah satu media online di Banjarbaru.

"Kami janjian bukber di kantor redaksi Teras7.com. Karena sudah janjian, aku siapkan baju untuk dia," ujar Teny kepada Kompas.com, Selasa (25/3/2025).

Percakapan Teny dengan Juwita masih terus berlanjut hingga siang, termasuk membicarakan agenda liputan.

Siang jelang sore, Teny bergegas ke Banjarbaru untuk bersiap hadir pada acara bukber dengan sesama jurnalis.

Namun, dalam perjalanan, Teny coba menghubungi Juwita, namun telepon genggamnya sudah tak bisa dihubungi.

"Tahu-tahu dapat kabar Juwita ditemukan tewas di pinggir jalan, sontak saya kaget mendengarnya," jelas Teny.

Teny juga mempertanyakan luka pada tubuh Juwita yang dinilai ganjil.

"Lukanya hanya di leher dan ada lebam di belakang leher. Kendaraannya juga tidak mengalami kerusakan berarti. Kalau kecelakaan pasti bajunya kotor atau sobek, motornya pun pasti rusak parah," sambungnya.

Ia menduga rekannya menjadi korban pembunuhan.

Dan organisasi pers mendesak polisi lakukan penyelidikan karena kematiannya dianggap janggal.

Bahkan sejumlah organisasi pers meminta polisi melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus kematian Juwita.

Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banjarbaru, Zepi Al Ayubi menilai, tidak boleh ada penggiringan informasi penyebab kematian Juwita disebabkan kecelakaan tunggal, sebelum polisi menyampaikan hasil penyelidikannya.

"Kami menilai ada sejumlah kejanggalan untuk mengatakan ini hanya kasus kecelakaan tunggal biasa,” tegas Zepi.

Senada dengan Zepi, Koordinator Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Persiapan Banjarmasin, Rendy Trisna mengatakan, dugaan Juwita tewas dibunuh sangat kuat.

Saat ditemukan tergeletak di pinggir jalan, dompet serta telepon genggam milik Juwita tak ditemukan.

"Untuk itu, semua kemungkinan dan motif dibalik kematiannya harus diperiksa secara menyeluruh, termasuk dugaan adanya tindak kekerasan," ujar Rendy.

Sejauh ini Polres Banjarbaru sudah memeriksa empat saksi.

Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan memberikan atensi terhadap kasus kematian Juwita.

Ia pun memerintahkan Polres Banjarbaru untuk mengusut tuntas kasus ini.

Bahkan Kapolda sempat mendatangi Polres Banjarbaru untuk memastikan kelanjutan kasus kematian Juwita.

"Ini masih dalam tahap penyelidikan dan menjadi atensi kami," ujar Yudha.

Ia mengatakan, dirinya telah memerintahkan Polres Banjarbaru untuk membuka kasus ini secara terang.

"Kami telah berdiskusi dengan Kapolres Banjarbaru mengenai perkembangan kasus ini yang akan kami sampaikan lebih lanjut," jelas Yudha.

Sementara Kapolres Banjarbaru, AKBP Pius X Febry Aceng mengatakan, pihaknya telah melakukan visum dah memeriksa sejumlah saksi.

"Kami telah memanggil empat orang saksi untuk dimintai keterangan," ujar Pius kepada wartawan, Selasa (25/3).

Untuk hasil visum, Pius belum bisa memberikan keterangan terkait hasilnya.

Namun, Pius memastikan jika kasus kematian Juwita akan dibuka ke publik secara transparan sesuai hasil penyelidikan.

"Untuk saat ini pengembangan saksi akan terus dilakukan,” tegas Pius.

Juwita sendiri merupakan kontributor media online Newsway.co.id.

Ia baru dua tahun bekerja sebagai wartawan. Juwita merupakan alumni Universitas Islam Kalimantan (Uniska) pada Program Studi Ilmu Komunikasi.

Karena tertarik dalam dunia jurnalistik, ia pun terjun menjadi wartawan.

Selama bekerja sebagai wartawan, Juwita dikenal memiliki dedikasi yang tinggi.

Ia dikenal gigih dalam bekerja, sebagaimana yang disampaikan Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie. 

"Semangat dan perjuangannya dalam mencari serta menyampaikan berita akan selalu menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejawat," tutupnya, dikutip dari Banjarmasinpost.co.id.

(tribunnetwork)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved