Berita Lampung

Kisah Pilu Petani di Lampung Selatan, Gigit Jari karena Bulog Terlambat Bayar Gabah

Bukan cuma itu, petani juga dibebankan biaya muat gabah oleh agen Bulog. Padahal pemerintah pusat telah menetapkan harga jual gabah di tingkat petani.

Tribunnews.com
MERANA - Ilustrasi. Nasib petani di Lampung Selatan sedang merana. Mereka hanya bisa gigit jari karena Bulog Kalianda terlambat membayar gabah. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Nasib petani di Lampung Selatan sedang merana. 

Mereka hanya bisa gigit jari karena Bulog Kalianda terlambat membayar gabah.

Badan usaha yang bergerak di bidang pangan ini terkesan main-main dalam menyerap hasil panen.

Meski sudah berupaya melalui agen yang diisi oleh gabungan kelompok tani (gapoktan), Bulog diduga masih membeli gabah di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Bukan cuma itu, petani juga dibebankan biaya muat gabah oleh agen Bulog.

Padahal pemerintah pusat telah menetapkan harga jual gabah di tingkat petani sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Nyatanya, harga gabah juga merosot.

Penyerapan gabah juga jadi keluhan karena terkendala pembayaran.

Salah satu agen Bulog wilayah Kecamatan Palas mengaku belum mendapatkan pembayaran gabah.

Agen ini mengaku dibuat pusing.

Apalagi dia sudah bongkar di maklon Autum di Desa Sukaraja, Kecamatan Palas.

"Iya, pusing saya. Bongkar 27 Maret lalu. Tapi sampai sekarang uangnya belum dibayar," katanya, Minggu (13/4/2025).

Agen lain juga membongkar cerita yang hampir sama.

Pembayaran dari Bulog paling cepat dilakukan tiga hari setelah gabah ditimbang.

"Masalah lain juga datang dari lambannya bongkar muatan di gudang atau pabrik maklon," ujarnya.

"Regulasi pengiriman gabah ke pabrik maklon juga tak jelas. Kadang kita disuruh kirim ke Candipuro padahal di sana penuh pabriknya. Bongkarnya lama, sudah dua hari ini gabah belum dibongkar. Kami yang dikejar-kejar petani," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Kalianda Nurmulyati Syahroni belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.

Sebelumnya, Kejari Lampung Selatan telah memanggil Kepala Cabang Bulog Kalianda Nurmulyati Syahroni, Senin (24/3/2025).

Penggeledahan

Kejari juga sempat menggeledah Kantor Bulog Cabang Kalianda, di Jalan Lintas Sumatera No 22, Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (9/4/2025).

Kajari Lampung Selatan Afni Carolina melalui Kasi Intelijen Volanda Azis Shaleh mengatakan, pihaknya melakukan penggeledahan di Kantor Bulog Cabang Kalianda.

"Kita melakukan penggeledahan di kantor Bulog cabang Kalianda, Rabu (9/4) pukul 10.30 WIB," ujarnya, Kamis (10/4/2025).

Dalam penggeledahan di kantor Bulog cabang Kalianda, Kejari Lampung Selatan hanya menyita sejumlah dokumen. 

Penggeledahan dilakukan terkait kasus dugaan penyimpangan penyaluran beras dalam pelaksanaan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tingkat konsumen periode 2023-2024.

Sedangkan kantor Bulog Kalianda dan beras tidak disegel dan disita oleh Kejari Lampung Selatan.

Kajari Lampung Selatan Afni Carolina melalui Kasi Intelijen Volanda Azis Shaleh membenarkan pihaknya melakukan penggeledahan di Kantor Bulog Cabang Kalianda.

"Gudang Bulog nggak disegel," ujarnya, Minggu (13/4/2025).

Ia juga menyebut tidak ada penyitaan barang bukti beras.

"Yang disita hanya dokumen-dokumen aja," tambahnya.

Kejari Lampung Selatan menggeledah Kantor Bulog cabang Kalianda di Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, Rabu (9/4/2025).

Ia menjelaskan, perkara ini sudah dalam tahap penyidikan.

Hal itu berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Kepala Kejaksaan Negeri Lampung Selatan.

Ia menegaskan, pihaknya akan bersikap profesional dalam penanganan perkara ini.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak percaya kepada oknum atau pihak-pihak yang menjanjikan akan bisa mengurus perkara ini.

(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved