Berita Lampung
Tarif Impor AS Ancam Ekspor Kakao RI, Disbunak Pesawaran Waspadai Dampak Harga Lokal
Dedy Noviansyah Effendi, menyebut kebijakan ini bisa saja berpotensi dan berdampak pada stabilitas harga kakao lokal.
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: taryono
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat bisa berimbas pada stabilitas harga kakao di Indonesia termasuk di Pesawaran.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Pesawaran, Dedy Noviansyah Effendi, menyebut kebijakan ini bisa saja berpotensi dan berdampak pada stabilitas harga kakao lokal.
“Tarif tersebut berdampak pada volume ekspor dan bisa membuat harga lokal tertekan jika pasokan menumpuk,” ujar Dedy kepada Tribun Lampung, Rabu (16/4/2025).
Meski demikian, ia menambahkan bahwa hingga saat ini dampaknya belum dirasakan secara langsung di tingkat petani Pesawaran.
Dedy menyebut, bahwa saat ini harga kakao di Pesawaran masih berada dalam tren tinggi, seiring dengan kenaikan harga di pasar global.
“Harga kakao di Pesawaran sedang berada pada titik cukup tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Kenaikan ini dipicu oleh permintaan global yang tinggi dan pasokan terbatas,” jelasnya.
Disbunak Pesawaran sendiri terus mendorong petani untuk meningkatkan kualitas produksi dengan bibit unggul dan pelatihan pascapanen.
Upaya ini diharapkan bisa memperkuat posisi tawar kakao Pesawaran di pasar global, sekaligus meminimalkan risiko jika pasar utama seperti AS mengalami hambatan dagang.
Kemudian, masih kata Dedy, fluktuasi harga kakao dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk penurunan produksi di negara produsen utama dunia, kondisi cuaca, serta ketersediaan pasokan lokal.
“Kondisi pasar global sangat berpengaruh terhadap harga lokal. Lonjakan harga di pasar internasional turut mendorong harga kakao di Pesawaran,” jelasnya.
Namun, tantangan lain juga muncul dari kondisi iklim dan serangan hama.
Ia menyebut, bahwa hujan berlebih telah mengganggu proses fermentasi dan panen, ditambah lagi dengan serangan hama penggerek buah kakao yang turut menurunkan produktivitas.
Di sisi lain, kenaikan harga ini disambut positif oleh para petani, meskipun tetap ada kekhawatiran terhadap fluktuasi yang ekstrem.
“Sebagian petani menyambut baik kenaikan harga, tapi juga ada kekhawatiran akan kestabilan jangka panjang, petani berharap harga tetap menguntungkan namun tidak terlalu fluktuatif,” katanya.
Jenis kakao yang paling terdampak oleh gejolak harga ini adalah kakao bulk atau massal, yang biasa dijual ke tengkulak.
Sementara kakao jenis specialty cenderung lebih stabil karena punya pasar tersendiri.
Ia menambahkan bahwa harga kakao diperkirakan masih tinggi hingga pertengahan tahun, tergantung pada hasil panen di negara produsen utama seperti Pantai Gading dan Ghana.
(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)
Raperda APBD Lampung 2026 Disepakati, Pendapatan Daerah Ditarget Capai Rp 7,6 T |
![]() |
---|
Ismet Roni Ungkap Alasan Tidak Ikut Bursa Ketua Golkar Lampung |
![]() |
---|
Alasan Ismet Roni Tak Maju sebagai Calon Ketua di Musda XI Golkar Lampung |
![]() |
---|
Musda 31 Agustus, Golkar Lampung Buka Pendaftaran Calon Ketua Besok |
![]() |
---|
Kesaksian Rustomi, Korban Selamat KM Tegar Jaya Tenggelam di Perairan Pesawaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.