Berita Terkini Nasional

Butet Pemain Sirkus Taman Safari Ungkap Penyiksaan ketika Tampil Tidak Bagus

Bahkan kekerasan fisik menjadi hal yang biasa didapat oleh para pemain sirkus Taman Safari Indonesia.

Kompas.com/Kiki Safitri
PENYIKSAAN PEMAIN SIRKUS - Para mantan pemain Oriental Circus Indonesia Taman Safari menceritakan kisah kelam saat mereka disiksa. Ada yang makan kotoran gajah hingga disetrum. Pihak Taman Safari pun angkat bicara terkait hal tersebut. 

Pihak Taman Safari Indonesia membantah memiliki keterkaitan dengan para mantan pemain sirkus yang bersaksi mengalami kekerasan.

Dalam keterangan resminya, mereka menyebut masalah tersebut adalah urusan pribadi oknum tertentu.

“Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan dalam video tersebut,” tulis manajemen.

Mereka meminta agar nama Taman Safari tidak disangkutpautkan dengan kasus dugaan kekerasan yang dilaporkan.

“Kami berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum,” ujar pihak Taman Safari. 

Lebih lanjut, perusahaan mengklaim selalu berkomitmen menjalankan usaha berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), hukum, dan etika bisnis.

“Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital, dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas,” tutup pernyataan mereka.

Di sisi lain, Wakil Menteri HAM Mugiyanto mengaku prihatin dan menilai testimoni para korban menunjukkan adanya pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.

“Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana, banyak kekerasan. Salah satu yang penting adalah soal identitas. Identitas seseorang adalah hak dasar, dan beberapa dari mereka bahkan tidak tahu siapa orangtuanya,” kata Mugiyanto.

Ia meminta maaf kepada para korban atas trauma yang harus mereka ungkapkan, dan berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut.

“Setelah mendengar laporan dari para korban, kami juga akan mencari keterangan dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku. Ini harus kami lakukan secepatnya untuk mencegah hal yang sama terulang,” ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved