UMKM Lampung
Hanura, Desa Pesisir di Lampung yang Melaju Menjadi Teladan BRILiaN
Di sektor digitalisasi, Hanura menjadi desa pertama di Lampung yang terapkan kemudahan administrasi berbasis digital dan masuk kategori smart village.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Menjelang senja di Desa Hanura, suasana kantor desa tampak hangat. Di depannya terbentang lapangan bola yang menjadi pusat aktivitas warga; tempat anak-anak berlarian, dan para orang tua duduk berbincang sambil menikmati angin sore dari arah laut.
Di dalam ruangan yang bersih dan rapi, Tribunlampung berbincang dengan Rio Remota, Kepala Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Lampung.
Sambil sesekali meneguk kopi, Rio bercerita tentang bagaimana desa ini tumbuh, berubah, dan kini menjadi salah satu kandidat kuat Desa BRILiaN 2025. Sebuah bukti bahwa desa di pinggir laut pun bisa menjadi pelopor inovasi dan transformasi digital di tingkat nasional.
“Salah satu kriteria desa untuk masuk program Desa BRILiaN BRI adalah mampu menghidupkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), digitalisasi, inovasi berkelanjutan," kata Rio Remota saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (24/4/2025).
Menurutnya, desa Hanura menghidupkan BUMDes dari berbagai aspek, termasuk mengubah sampah menjadi rupiah.
“Salah satu BUMDes yang kami jalankan adalah pengelolaan sampah yang bermitra dengan pelaku usaha dan menghasilkan pendapatan desa,” ujarnya.
Selain itu, kami juga menyewakan aset desa, mengelola pasar tradisional, dan tengah menggagas koperasi desa sebagai sumber ekonomi produktif yang berkelanjutan.
Di sektor digitalisasi, Hanura menjadi desa pertama di Lampung yang menerapkan kemudahan administrasi berbasis digital. Hanura menjadi desa pertama dalam kategori smart village.
“Kini kami masuk dalam kategori juara Desa BRILiaN 2025 oleh BRI. Dalam waktu dekat akan diumumkan, semoga Hanura kembali menjadi juara,” harapnya.
Jauh sebelum meraih berbagai prestasi, sosok kepala desa yang tergolong muda ini menceritakan kilas balik perjalanannya memimpin desa.
“Pada tahun 2020 saya diberi amanah warga untuk memimpin desa. Dari situlah saya bersama tim membangun sinergi dan kolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat, membuka diri terhadap berbagai bentuk bantuan dan partisipasi, demi satu tujuan nyata, pembangunan yang dirasakan langsung oleh warga,” kenangnya.
Ia bercerita bahwa di awal memimpin desa, dirinya memiliki satu komitmen yakni menjalankan fungsi pemerintahan dengan prinsip efisien dan transparan.
Termasuk, semua layanan administrasi digratiskan dan dipercepat melalui digitalisasi.
Mulai dari surat kematian, pengantar nikah, hingga surat keterangan tidak mampu semua dapat diakses warga secara mandiri.
Bahkan, tersedia alat pemindai KTP yang langsung terhubung ke sistem data desa untuk memproses permintaan hanya dalam hitungan menit.
Pembangunan di Hanura tak hanya soal infrastruktur fisik, tetapi juga menyentuh sumber daya manusia.
“Kami ingin warga desa sendiri yang mengelola potensi desa,” ungkap Rio.
Menurutnya, perbedaan Hanura dengan desa lain terletak pada kemauan aparatur untuk terus berinovasi dan melayani.
“Yang membedakan, fasilitas publik di Hanura sangat lengkap, seperti tempat ibadah berbagai agama, pasar tradisional, jaringan minimarket modern, layanan perbankan, hingga program Samsat Desa. Sehingga warga tidak perlu ke kota hanya untuk membayar pajak. Bahkan, Hanura menjadi pusat layanan bagi desa-desa sekitarnya,” tuturnya.
“Namun yang paling penting adalah bagaimana cara kita meningkatkan kepercayaan publik dengan menjalankan tugas dan fungsi sebagai aparatur desa,” tambahnya.
Berkat konsistensinya, prestasi demi prestasi mengalir setiap tahun.
Sejak 2020, Hanura meraih penghargaan sebagai desa Smart Village pertama di Lampung, disusul gelar Desa Mandiri, peringkat ke-6 nasional sebagai Desa Percontohan Antikorupsi oleh KPK RI, serta penghargaan Desa Cantik oleh BPS karena pencapaian statistik desa.
Hanura juga pernah mewakili Indonesia dalam program internasional Desa Go To China.
Inovasi digital menjadi salah satu kekuatan utama Hanura. Salah satu terobosannya adalah aplikasi Hanura Driver, layanan transportasi berbasis WhatsApp Business yang mirip Gojek, namun seluruh driver-nya adalah warga lokal.
“Layanan ini memungkinkan warga mengantar makanan, belanja, bahkan mengakses layanan darurat. Semua berbasis KTP digital yang terintegrasi chip,” ujarnya.
Kini, Rio dan tim sedang mengembangkan aplikasi desa dengan fitur tombol-tombol kebutuhan darurat.
“Misalnya, jika terjadi kebakaran, warga tinggal tekan tombol, dan sistem akan otomatis membagikan share location ke tim desa. Begitu pula jika ada warga meninggal atau melahirkan di tengah malam, ambulans desa akan langsung dikerahkan,” ucapnya.
Ia menyampaikan bahwa potensi Desa Hanura sangat luas, dari pertanian, perkebunan, kelautan, hingga pariwisata.
Dengan jumlah penduduk hampir 10.000 jiwa dan empat dusun, desa ini terus membenahi sistem ketahanan pangan, menghidupkan kembali gapoktan, dan mulai menyiapkan lahan milik desa untuk pertanian terpadu.
Kepedulian sosial juga tak luput. Warga yang melahirkan mendapat bantuan Rp500 ribu, rawat inap dibantu Rp250 ribu, dan keluarga warga yang meninggal diberikan bantuan sembako serta uang duka. Bahkan, kebutuhan kantong darah pun difasilitasi oleh desa.
Program Desa BRILiaN yang digagas BRI hadir seolah mempertemukan jalan perjuangan Hanura.
Dengan fokus pada penguatan BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan, program ini menjadi ruang aktualisasi nyata bagi desa-desa seperti Hanura.
“Kami bangga masuk nominasi Desa BRILiaN. Karena ini bukan soal lomba, tapi tentang bagaimana desa bisa melompat lebih jauh membangun peradabannya,” pungkas Rio.
Diketahui, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membuka pendaftaran program Desa BRILiaN 2025 sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung Asta Cita pemerintah yang menekankan pembangunan mulai dari desa.
Adapun tujuannya adalah untuk pemerataan ekonomi dan percepatan pengentasan kemiskinan.
Regional CEO BRI Bandar Lampung, Bernadi Kurniawan, mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen BRI dalam mendukung pengembangan desa berbasis komunitas dan teknologi.
“Melalui Desa BRILiaN, BRI ingin mendorong desa-desa di Indonesia agar semakin mampu mengoptimalkan potensi ekonomi lokalnya dengan dukungan ekosistem keuangan digital BRI,” kata Bernadi dalam keterangannya.
Program Desa BRILiaN merupakan program inkubasi dari BRI yang mendukung pengembangan desa melalui empat aspek utama, yaitu penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan (sustainability).
Hingga akhir tahun 2024, jumlah Desa BRILiaN yang dibina oleh BRI mencapai 4.327 desa di seluruh Indonesia—mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 3.178 desa.
Sebagai program yang dirancang untuk meningkatkan perekonomian desa, Desa BRILiaN 2025 membuka kesempatan bagi desa-desa di seluruh Indonesia untuk bergabung dan mendapatkan manfaat dari ekosistem yang terintegrasi.
Untuk mendaftar program ini, masyarakat dapat mendatangi Kantor BRI Unit terdekat. Mantri BRI Unit akan membantu dalam proses pendaftaran.
Berikut syarat mendaftar sebagai Desa BRILiaN:
1. Belum Pernah Mengikuti Program Desa BRILiaN
Desa yang ingin mendaftar harus belum pernah menjadi peserta dalam program Desa BRILiaN sebelumnya.
2. Memiliki BUMDesa yang Aktif dan Produktif
Desa harus memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang aktif, produktif, dan memberikan layanan serta kontribusi pada masyarakat desa.
3. Bersedia Menjadi AgenBRILink BUMDesa
BUMDesa harus bersedia menjadi AgenBRILink untuk menyediakan layanan digital banking kepada masyarakat.
4. Memiliki Rekening Simpanan BRI
BUMDesa harus memiliki rekening Simpedes BUMDes di BRI.
5. Memiliki Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades)
Desa harus memiliki produk unggulan yang dihasilkan dari usaha masyarakat desa, baik dari BUMDesa, UMKM, maupun kelompok usaha.
6. Mengisi Form Kesediaan Keikutsertaan
Desa harus mengisi formulir kesediaan keikutsertaan yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan perwakilan peserta desa lainnya.
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID )
BACA BERITA POPULER
Ting-Ting Jahe Suryatim, dari Dapur Rumahan Jadi Buah Tangan Favorit Wisatawan |
![]() |
---|
Berbekal Video YouTube, Novi Hasilkan Olahan Ayam Salto Bermodalkan Rp 500 Ribu |
![]() |
---|
Owner Takir Ketan Durian Kesulitan Dapatkan Bahan Baku Berkualitas |
![]() |
---|
Takir Ketan Durian, Sensasi Makan Ketan Campur Durian Dibalut Daun Pandan, Sudah Coba? |
![]() |
---|
Owner Roti Rokez Pertimbangkan Buka Cabang di Luar Bandar Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.