Berita Terkini Nasional

Darah Eks Panglima TNI Mendidih, Hercules Sebut Purn Jenderal TNI Bintang 3 Bau Tanah

Darah mantan Panglima TNI, Purn Jenderal Gatot Nurmantyo, mendidih manakala ia mendengar seniornya, purn jenderal TNI bintang tiga, Sutiyoso, dihina.

Kolase TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN / Akun X @msaid_didu
TAK TERIMA: Foto ilustrasi, eks Panglima TNI, Purn Jenderal Gatot Nurmantyo (kiri) dan Rosario de Marshall atau biasa dikenal Hercules (kanan). Darah mantan Panglima TNI, Purn Jenderal Gatot Nurmantyo, mendidih manakala ia mendengar seniornya, purnawirawan jenderal TNI bintang tiga, Sutiyoso, dihina. Adalah Rosario de Marshall atau biasa dikenal Hercules, yang disebut menghina Sutiyoso dengan sebutan bau tanah. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Darah mantan Panglima TNI, Purn Jenderal Gatot Nurmantyo, mendidih manakala ia mendengar seniornya, purnawirawan jenderal TNI bintang tiga, Sutiyoso, dihina.

Adalah Rosario de Marshall atau biasa dikenal Hercules, yang disebut menghina Sutiyoso dengan sebutan bau tanah.

Gatot tak terima eks Wadanjen Kopassus itu dihina oleh Ketua Umum Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya tersebut.

Awalnya, Sutiyoso, seorang purnawirawan jenderal TNI bintang tiga, tak rela seragam ormas lebih tentara dari tentara.

Gubernur Jakarta (1997-2007) itu meminta soal aturan berpakaian turut dimasukkan dalam wacana revisi Undang-Undang Ormas.

Bang Yos, sapaan karibnya, setuju dengan revisi Undang-Undang Ormas seperti yang diwacanakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Hal itu disampaikan saat berbicara di Youtube tvOneNews, tayang Minggu (27/4/2025).

Ia juga mengungkap pengalamannya bersinggungan dengan ormas yang berlaku bak preman semasa menjabat Panglima Komando Distrik Militer (Kodam) Jaya pada 1996-1997.

Hal itu ia rasakan kurang lebih 11 tahun, ditambah masa jabatan Gubernur Jakarta.

Mendengar pernyataan Sutiyoso, Ketum GRIB Jaya, Hercules, geram. Ia menganggap Sutiyoso telah menyinggung ormas.

Sambil mengejek, mantan preman Tanah Abang itu meminta Sutiyoso untuk diam.

Hal itu disampaikan Hercules saat memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).

"Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita," tegas Hercules.

Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.

"Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut," jelas pemimpin tertinggi Grib Jaya.

Mendengar Sutiyoso dihina, darah Gatot Nurmantyo mendidih. 

Ia mengaku turun gunung demi menanggapi pernyataan Hercules saat diwawancarai Hersubeno dan Refly Harun yang diunggah lewat kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (1/5/2025). 

"Jadi, ketika saya dihubungi abang untuk wawancara saya sudah 2 bulan lebih saya puasa tidak mau bicara, tidak mau diwawancara karena saya sedang mengamati benar situasi negara. Kita kan situasi regional, internasional tapi begitu masalah Hercules, ini kurang ajar nih orang, tidak tahu diri, merasa hebat," katanya. 

Gatot Nurmantyo, menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.

"Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?" ujar Gatot.

Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.

"Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman," lanjutnya.

Ia kemudian menyinggung insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas. 

Menurut Gatot, kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.

"Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?" katanya.

Ia menegaskan bahwa semua TNI akan menjadi purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah membela bangsa.

"Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah!," tandasnya.

Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka kehancuran akan tak terelakkan.

Hercules ancam Dedi Mulyadi

Selain Sutiyoso, Hercules juga menyenggol Dedi Mulyadi. 

Hercules bahkan mengancam Dedi Mulyadi akan mengepung Gedung Sate jika ormas-ormas di Jawa Barat tidak dirangkul.

mengklaim bisa mengerahkan 50 ribu anggotanya untuk menggeruduk Gedung Sate, gedung di mana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berkantor. 

Hercules meminta agar Dedi Mulyadi merangkul ormas-ormas di Jawa Barat, bukan malah memusuhinya. 

Ia tak sepakat jika ormas harus ditumpas. 

"Ormas tuh banyak sekali kekuatannya, saya punya anak buah di Jawa Barat itu ada hampir 500 ribu, kalau saya suruh 50 ribu orang datang ke Gedung Sate, bagaimana Dedi Mulyadi?" ujar Hercules seperti dikutip dari Youtube Unlocked yang tayang pada Rabu (30/4/2025). 

Ia menegaskan bahwa 50 ribu massa yang datang ke Gedung Sate tak bakal bisa dibubarkan. 

Bahkan, sekalipun dikerahkan pihak kepolisian. 

"Enggak bakal bisa dibubarin, enggak bisa. Datang 50 ribu orang, tidak merusak anarkis, polisi pun tidak bisa membubarkan mereka, tidak bisa dan itu dilindungi oleh undang-undang, wajib dan wajar untuk mereka datang dulu," katanya.

Ia menegur Dedi Mulyadi agar tidak memusuhi ormas di Jawa Barat, termasuk GRIB Jaya. 

Pasalnya, ada peran ormas di balik kemenangan Dedi Mulyadi menjadi Gubernur Jawa Barat. 

"Anak buah saya hampir 500 ribu di Jawa Barat, dukung Dedi Mulyadi jadi gubernur karena kendaraannya Partai Gerindra karena presiden kita Pak Prabowo. Kami kerja (dukung) tidak ada yang membayar kami," ucapnya. 

Hercules pun meminta agar Dedi Mulyadi merangkul ormas dan mengajak mereka bersinergi bersama TNI dan Polri.

"Sekarang sudah jadi gubernur, ormas itu dirangkul mengajak mereka. 'Hei, masyarakat Jabar, ormas-ormas Jabar mari mendukung program-program saya gubernur, dukung saya bersinergi sama TNI-Polri bagaimana menciptakan aman nyaman damai."

"Karena negara ini negara hukum, (oknum yang bersalah) kalian bertanggung jawab secara hukum yang berlaku di Indonesia, bukan panggil TNI, panggil Polri," ujarnya.

Terlalu berlebihan

Menurut Hercules, sikap Dedi Mulyadi terlalu berlebihan memusuhi ormas-ormas di Jawa Barat.

Pria bernama lengkap Rosario de Marshall itu menyebut ada peran besar ormas di balik terpilihnya Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat.

"Terlalu berlebihan KDM, dia jadi gubernur juga kita dukung habis-habisan, karena anggota saya sudah hampir 500 ribu orang di Jawa Barat, semua dukung (Dedi jadi Gubernur)," ujar Hercules seperti dikutip Youtube Unlocked yang tayang pada Rabu (30/4/2025). 

Hercules juga membantu mengerahkan kiai hingga ulama untuk mendukung Dedi Mulyadi sebagai gubernur. 

"Saya baru saja diangkat jadi panglima beberapa ribu pondok (pesantren) di Jawa Barat. Jadi, jangan terlalu berlebihan lah," lanjutnya. 

Ia mengingatkan mantan Bupati Purwakarta tersebut agar tidak memusuhi ormas. 

Pasalnya, ormas itu organisasi yang lahir dari masyarakat. 

"Ormas itu bukan musuh. Bukan musuhnya pemerintah, bukan musuhnya gubernur, ormas itu berangkat dari masyarakat menjadi organisasi, jadi organisasi masyarakat. Anda jadi gubernur didukung oleh kita-kita semua," jelasnya.

Respons Dedi terkait premanisme

Sebelumnya, Kabid Komunikasi Publik DPP GRIB Jaya, Razman Nasution, memperingatkan Dedi Mulyadi untuk tidak mengusik organisasinya.

Razman mengultimatum Gubernur Jabar agar tidak menstigma negatif ormas Grib Jaya yang bisa memancing gesekan sosial.

Menanggapi ultimatum tersebut, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjawab santai karena fokus utamanya saat ini adalah bekerja untuk memastikan iklim investasi di Jabar berjalan kondusif.

"Oh itu, biasalah. Kita ini pemerintah menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik," kata Dedi di Gedung Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (28/4/2025).

Dedi mengatakan, segala bentuk ancaman tidak akan mengubah caranya bekerja membereskan persoalan yang terjadi di Jabar.

Apalagi saat ini dirinya mempunyai tugas besar sebagai seorang gubernur agar bisa menekan angka pengangguran.

"Rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera. Tugas saya itu, saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun, kalau itu mengganggu kinerja saya," ucapnya.

Meski demikian, dia mengaku tidak anti kritik terhadap kebijakan-kebijakannya. Dia terbuka terhadap kritik membangun demi kemaslahatan warga Jabar.

"Saya akan mendengarkan kritik siapapun, kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dan TribunJakarta.com

BACA BERITA POPULER

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved