Berita Viral

Adhel Setiawan Laporkan Dedi Mulyadi, Tuding Gubernur Tak Paham Makna Pendidikan

Seorang wali murid bernama Adhel Setiawan melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM. 

Editor: Kiki Novilia
tribunjabar.id / Hilman Kamaludin
DEDI MULYADI DILAPORKAN - Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat memberikan keterangan di Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5/2025). Seorang wali murid bernama Adhel Setiawan melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM.  

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jabar - Seorang wali murid bernama Adhel Setiawan melaporkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke Komnas HAM. 

Laporan Adhel Setiawan itu terkait kebijakan Dedi Mulyadi soal memasukkan siswa nakal ke barak militer. 

"Saya selaku orang tua murid di Jawa Barat tidak setuju dengan kebijakan ini. Saya ingin kebijakan itu dihentikan karena kami menilai kebijakan ini syarat dengan dugaan pelanggaran HAM," ungkap Adhel Setiawan dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (9/5/2025).

Ada tiga alasan kenapa Adhel kontra dengan kebijakan Dedi Mulyadi tersebut.

Pertama, Adhel menyinggung soal makna dari pendidikan.

Kata Adhel, Dedi Mulyadi tidak paham akan definisi pendidikan seperti apa.

"Alasannya adalah saya melihat Dedi Mulyadi ini enggak ngerti atau enggak paham dengan falsafah pendidikan," kata dia. 

"Pendidikan itu kan tujuannya memanusiakan manusia, artinya anak didik itu bukan tanah liat atau benda yang harus dibentuk," sambungnya.

"Tapi anak didik itu subjek atau manusia yang harus dibimbing atau ditumbuhkan potensi tumbuh kembang atau bakatnya," tambah Adhel Setiawan.

"Permasalahan kenakalan remaja menurut kami sebagai orang tua siswa, kenakalan siswa karena mereka tidak didengar permasalahan mereka," kata dia. 

"Itu tugas guru dan orang tua beserta pemerintah yang memegang kebijakan tentang pendidikan. Bukan ujug-ujug dibawa ke militer," sambungnya.

Kedua, Adhel mempertanyakan soal kurikulum yang dipakai militer untuk mendidik para siswa nakal.

Adhel pun merasa ngeri saat mendengar cerita anak-anak tersebut menetap di Barak Militer dengan berbagai macam aturan.

"Ada enggak jaminan selama dibina di barak ini mereka tidak diintimidasi, tidak dibentak, tidak dimarahi?" ucapnya.

"Buktinya kemarin saya baca di berita itu mereka bangun jam 4 pagi, tidur jam 10 malam, dipakain baju militer, diajarin baris berbaris, rambut dibotakin, ini terbuka peluang yang sangat besar untuk terjadinya pelanggaran HAM," ujar Adhel.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved