Berita Terkini Nasional

Siswa SMP di Surabaya Tewas Kesetrum Kabel AC di Sekolah, Sang Ayah Minta Bantuan Prabowo

SSH (15), siswa SMP di Surabaya yang tewas diduga tersetrum listrik kabel AC sekolah pada Senin (28/3/2025).

|
Editor: taryono
KOMPAS.com/ANDHI DWI
KESETRUM - Ayah korban, Tanu Hariadi bersujud saat di sekolah anaknya, Jumat (9/5/2025). Siswa SMP di Surabaya Tewas Kesetrum AC di Sekolah, Sang Ayah Minta Bantuan Prabowo. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABYA - SSH (15), siswa SMP di Surabaya yang tewas diduga tersetrum listrik kabel AC sekolah pada Senin (28/3/2025).

Korban dinyatakan meninggal saat dibawa temannya ke Rumah Sakit (RS) Adi Husada pada Senin sekitar pukul 12.35 WIB. 

Saat ini, kasus tersebut ditangani Polrestabes Surabaya.

Namun polisi batal mengecek tempat kejadian perkara (TKP) di sekolah yang berada di wilayah Krembangan pada Jumat (9/5/2025). 

Akibatnya, korban korban, Tanu Hariadi, kecewa atas sikap polisi tersebut.

Dia pun mohon agar Prabowo Subianto dan Kapolri memberikan atensi pada kasus tersebut.

"Saya benar-benar memohon ke Pak Prabowo Subianto, Kapolri, Kapolres, dan bapak penyidik, mohon, mohon, mohon, mohon, benar-benar mohon," kata Tanu di sekolah korban, Jumat.

"Tolong kebenaran dibongkar. Anak kucing saja kalau meninggal kita kubur baik-baik. Saya enggak tahu kenapa ditunda. Saya masih berpikir positif penyidik bersikap profesional," imbuhnya.

Kemudian, Tanu menyebut dirinya siap untuk bersujud agar kejanggalan dari kematian anaknya bisa segera terungkap.

Lalu, pria itu terlihat langsung membungkukkan badannya ke tanah.

"Saya mohon, Pak Prabowo, semuanya, Kapolri, Kapolda, Kapolres, tolong bijaksana, tolong, tolong. Kalau hari ini saya sujud, saya benar-benar minta tolong, saya sujud," ujarnya.

Selanjutnya, istri Tanu atau ibu korban, Christine, merangkul suaminya yang sudah bersujud. Tak hanya itu, tangis perempuan tersebut pun pecah karena aksi pasangannya itu.

"Aku mohon keadilan, kalau perlu ganti nyawa enggak apa, ganti nyawa saya. Mana ada orangtua mau anaknya (meninggal) begini. Ini bukan anak kucing, ini anak manusia, tolong," ucapnya.

Sebelumnya, Tanu menyebut, insiden itu berawal saat anaknya berniat mengerjakan ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) dengan temannya pada Senin (28/3/2025).

Kemudian, korban bersama sejumlah temannya pun tiba di bangunan yang berada di kawasan Krembangan tersebut sekitar pukul 11.23 WIB.

Namun, sekolahnya ketika itu sedang libur. Oleh karena itu, korban serta beberapa temannya melihat tangga menuju kelasnya dalam kondisi ditutup.

Sedangkan, lapangan sekolah dipakai siswa SMA untuk kerja kelompok. 

Tanu menyebut sejumlah anak itu memutuskan untuk mengerjakan tugasnya di rooftop sekolah. Namun, korban diduga tersengat listrik saat tak sengaja menginjak kabel AC yang terkelupas.

"Putra saya berteriak, (katanya) aku kesetrum, lalu mematung selama sekitar 40 detik. Akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," ujar Tanu ketika dikonfirmasi, Kamis (8/5/2025). 

Selanjutnya, korban dibawa oleh temannya ke Rumah Sakit (RS) Adi Husada di Jalan Undaan Wetan.

Akan tetapi, bocah tersebut dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 12.35 WIB. 

"Saat saya memandikan jenazah, saya melihat luka di kakinya, bercak merah di punggung, dan bintik-bintik merah di lengannya. Dugaannya, urat syarafnya putus," ujarnya.

Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami kasus ini.

"Sudah dilakukan klarifikasi saksi-saksi sebanyak 5 orang termasuk dari pihak sekolah," ujar Rina.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved