Pemusnahan Bahan Peledak di Garut

Cerita Jenderal Purn Dudung Abdurachman Sempat Ngobrol dengan Kolonel Antonius

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman bercerita kedekatannya dengan Kolonel Cpl Antonius Hermawan.

|
KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI
UNGKAP KEDEKATAN: Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman saat masih menjabat sebagai KSAD. Dudung Abdurachman bercerita kedekatannya dengan Kolonel Cpl Antonius Hermawan, satu di antara 4 anggota TNI yang gugur dalam tragedi pemusnahan bahan ledak kedaluwarsa di  Garut. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman bercerita kedekatannya dengan Kolonel Cpl Antonius Hermawan.

Ya, Kolonel Cpl Antonius Hermawan menjadi satu di antara 4 anggota TNI yang gugur dalam tragedi pemusnahan bahan ledak kedaluwarsa di  Garut.

Sebanyak 13 orang tewas dalam tragedi pemusnahan bahan peledak kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, menyebut, Kolonel Cpl Antonius Hermawan adalah mantan anak buahnya di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad).

Dudung menyampaikan, Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD itu sempat menjadi anak buahnya saat dirinya masih mengemban jabatan sebagai Komandan Detasemen Markas (Dadenma) Mabesad pada 2015.

Kala itu, Antonius Hermawan menduduki posisi sebgai Dansat Harpal.

Mendengar kabar Kolonel Antonius Hermawan meninggal, Dudung Abdurachman pun melayat ke rumah duka.

"Semalam saya melayat ke rumah duka, karena memang korban, Kolonel Cpl Antonius, itu mantan anak buah saya pada saat saya Dandim Mabes TNI, beliau sebagai Dansat Harpal," kata Dudung, dikutip Tribunnews dari program Kompas Petang di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (13/5/2025).

Mantan Pangdam Jayakarta itu mengaku cukup dekat dengan Antonius Hermawan.

Bahkan, ia masih sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan Kolonel Antonius pada 3 minggu yang lalu.

"Kami cukup dekat, dan 3 minggu lalu kami ketemu ngobrol-ngobrol," kata Dudung.

Akan tetapi, Dudung tak sempat melihat jenazah Kolonel Cpl Antonius Hermawan lantaran masih berada di Garut.

"Kemudian saat itu jenazah masih berada di Garut, sehingga saya tidak sempat ketemu, dan rencananya dibawa ke Jogja," kata Dudung.

Dudung menjelaskan, pemusnahan amunisi kedaluwarsa ini sudah berhasil di lubang 1 dan lubang 2, sedangkan pada lubang 3 dalam rangka pemusnahan detonator.

"Jadi detonator dimasukkan ke dalam drum, ada dua drum, kemudian lubang itu sudah digali. Rencananya itu tadinya biasanya akan gunakan air laut, karena itu prosesnya biasanya lebih cepat," kata dia.

Namun, tiba-tiba pada saat detonator dimasukkan ke dalam lubang, tiba-tiba terjadi ledakan.

"Jadi ledakan itu bukan dari amunisi, justru dari detonator," ujarnya.

"Informasi ini saya klarifikasi juga dengan Dandim setempat, Dandim Garut, rupanya memang demikian terjadi adanya," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

BACA BERITA POPULER

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved