Berita Terkini Nasional

Driver Ojol Akan Lakukan Aksi Offbid Massal pada 20 Mei 2025

Pengemudi ojek dan taksi online di seluruh Indonesia akan merencanakan aksi offbid massal.

Editor: taryono
KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU
ILUSTRASI Demo Ojol. Demo driver ojek online di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025). Driver Ojol Akan Lakukan Aksi Offbid Massal pada 20 Mei 2025. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pengemudi ojek dan taksi online di seluruh Indonesia akan merencanakan aksi offbid massal, yaitu mematikan aplikasi secara bersama-sama, pada 20 Mei 2025.

Selain itu, ojol di berbagai daerah akan menggelar aksi unjuk rasa serentak sebagai bentuk protes terhadap kebijakan aplikator yang dinilai tidak adil dan melanggar aturan.

Apa tuntutan pengemudi ojol?

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menjelaskan bahwa selama ini aplikator tidak mematuhi aturan pemerintah, terutama terkait batas maksimal potongan biaya aplikasi.

"Pemerintah selama ini mendiamkan pelanggaran regulasi yang dilakukan oleh aplikator-aplikator pelanggar regulasi," ujar Igun dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5/2025).

Menurut Igun, Keputusan Menteri Perhubungan (Kepermenhub) KP 1001 Tahun 2022 menyebut, potongan maksimal dari aplikator adalah 15 persen, dengan tambahan 5 persen untuk kesejahteraan pengemudi.

Namun kenyataannya, banyak aplikator yang memotong jauh di atas angka tersebut.

 "Tidak ada ampun bagi aplikator-aplikator pelanggar, karena sejak 2022 pengemudi sudah sangat bersabar namun terus diremehkan," tegasnya.

Di mana dan seberapa besar aksinya? A

ksi unjuk rasa akan dilakukan di tiga titik utama di Jakarta yakni Istana Merdeka, Gedung Kementerian Perhubungan, dan Gedung DPR/MPR RI. 

Garda Indonesia memperkirakan ribuan pengemudi akan hadir dari berbagai daerah, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, hingga Sumatera. 

Dengan jumlah massa yang besar dan konsentrasi aksi di pusat kota, potensi kemacetan pun sangat tinggi.

Apakah layanan ojol akan benar-benar lumpuh? Selain turun ke jalan, para pengemudi juga akan melakukan offbid atau aksi tidak menerima orderan secara serentak. 

Ini berarti, masyarakat kemungkinan tidak bisa menggunakan layanan transportasi dan pesan antar makanan seperti Gojek dan Grab.

"Pada 20 Mei 2025 kami perkirakan pemesanan apapun melalui aplikasi akan lumpuh sebagian ataupun total," kata Igun.

Bagaimana dampaknya bagi masyarakat?

Garda Indonesia meminta maaf atas kemungkinan terganggunya aktivitas warga, terutama karena kemacetan panjang dan terganggunya layanan aplikasi.

"Maka akan sangat besar kemungkinan sebagian Jakarta akan lumpuh karena kemacetan panjang, sehingga kami mohon maaf dari jauh hari apabila ada masyarakat yang terjebak kemacetan dan terganggunya kegiatan," ucap Igun.

Ia berharap masyarakat dapat memahami bahwa ini adalah bentuk perjuangan pengemudi terhadap ketidakadilan.

Warga Jakarta dan sekitarnya diimbau untuk mengatur ulang agenda, mencari alternatif transportasi, atau menghindari kawasan pusat kota pada hari aksi.

Pemerintah juga diharapkan turun tangan menyelesaikan persoalan antara aplikator dan pengemudi agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved