Wawancara Eksklusif
Parosil Mabsus Ingin Jadikan Sekolah Kopi sebagai Ikon Lampung
Dalam periode keduanya menjadi bupati, Parosil tentu punya segudang program unggulan untuk memajukan Kabupaten Lampung Barat.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Setelah saya lakukan identifikasi, tentu ada beberapa hal yang harus saya lakukan, dan ini tentu harus selaras dengan visi dan misi saya sebelum menjadi bupati terpilih.
Fokus saya ke depan tentu adalah infrastruktur, karena selama lima tahun ke belakang tentu yang kita tidak bisa pungkiri adalah permasalahan Covid-19 yang menghambat kita dalam melakukan pembangunan-pembangunan, termasuk dalam hal ini infrastruktur.
Maka ke depan, fokus Pak Parosil dan Pak Mad Hasnurin adalah memperbaiki jalan-jalan yang menjadi kewenangan Pemkab Lampung Barat, termasuk juga di bidang pendidikan dan kesehatan, seperti meningkatkan puskesmas di kecamatan menjadi rawat inap serta memberikan beasiswa kedokteran.
Kalau bicara masalah pendidikan, saya sudah menggulirkan program seragam sekolah gratis sebanyak tiga setel, di mana tidak semua sekolah punya program ini.
Apalagi di Lampung barat kita berikan bukan hanya untuk keluarga kurang mampu, melainkan tanpa memandang kelas sosial.
Tentu ke depan ini akan terus kita tingkatkan dan perbaiki, termasuk yang menjadi unggulan Lampung Barat, yakni kopi robusta.
Di mana kita inginkan masyarakat Lampung Barat bisa hidup sejahtera, sehat, dan mempunyai pendidikan yang tinggi dengan modal utamanya adalah kopi.
Dengan keunggulan kopinya, apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produksi kopi Lampung Barat?
Sebenarnya Lampung Barat mempunyai luas perkebunan kopi yang dikelola hutan marga ada sekitar 53 ribu hektare.
Sedangkan yang masuk hutan lindung tapi punya izin itu luas totalnya bisa mencapai ratusan ribu hektare. Artinya, sumber penghasil kopi terbesar Lampung saat ini ada di Lampung Barat.
Kalau bicara kondisi, saat ini memang terjadi penurunan produksi kalau dihitung per hektare, dan ini penyebabnya ada banyak faktor.
Pertama ada faktor umur, di mana banyak pohon kopi yang ada saat ini umurnya banyak yang sudah di atas 50 tahun.
Kemudian masalah unsur hara tanah. Karena mungkin tanahnya sudah terlalu lama. Karena pertanian sekarang berbeda dengan pola zaman dahulu yang belum menggunakan pemupukan zat kimia.
Sedangkan sekarang banyak masyarakat yang menggunakan pupuk kimia, yang bisa berpotensi merusak tanah dan tanamannya. Sehingga menurut hemat kami, ini bisa menjadi faktor yang merusak kualitas dan juga produktivitas kopi Lampung Barat.
Tapi pemerintah tidak hanya diam. Di periode pertama menjabat, kami menggelar Festival Kopi untuk memperkenalkan bahwa Lampung Barat memiliki kopi terbaik sekaligus menjadi tempat mempelajari kopi secara mendalam.
Korwil Astra Group Lampung Nurul Fadil Bicara soal Kampung Berseri Astra |
![]() |
---|
Bincang dengan Kepala BPTD Kelas II Lampung Jonter Sitohang, Menuju Zero ODOL |
![]() |
---|
Pakar Hukum Unila Sebut Pemisahan Pemilu Rancu dan Membingungkan |
![]() |
---|
Hamartoni Ahadis Usung Program Puskesmas Mider di Lampung Utara |
![]() |
---|
Rektor Itera Sebut Panen Padi Bisa 3 Kali Setahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.