Berita Lampung

Pemkab Pringsewu Lampung Intensif Awasi Kesehatan Hewan Kurban

UPTD Puskeswan Wilayah 1 Kabupaten Pringsewu intensif melakukan pengawasan kesehatan hewan kurban

Editor: soni yuntavia
Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
PENGAWASAN HEWAN KURBAN - Suasana di Pasar Kambing Terminal Pringsewu, Rabu (4/6/2025). UPTD Puskeswan Wilayah 1 Kabupaten Pringsewu intensif melakukan pengawasan kesehatan hewan kurban. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Pringsewu - Menyambut Hari Raya Idul Adha 2025, tim dokter hewan dari UPTD Puskeswan Wilayah 1 Kabupaten Pringsewu intensif melakukan pengawasan kesehatan hewan kurban di berbagai titik, termasuk Pasar Kambing Terminal Pringsewu yang menjadi pusat transaksi penting kambing kurban.

Pemeriksaan untuk memastikan seluruh hewan yang diperjualbelikan berada dalam kondisi sehat dan layak kurban.

Dokter hewan Dewi Nurhalim menyampaikan upaya pengawasan tidak hanya pemeriksaan fisik, tetapi juga disertai dengan edukasi kepada para pedagang dan peternak.

“Kami sudah mulai dua minggu lalu dengan edukasi mengenai pemberian obat cacing. Sekarang kami fokus memantau kondisi klinis hewan, termasuk membuka konsultasi di lapangan,” jelas Dewi, Rabu (4/6/2025).

Pemeriksaan menyasar gejala-gejala umum yang menunjukkan adanya penyakit. Jika hewan dinyatakan sehat secara klinis, maka ia dinyatakan layak diperjualbelikan.

“Tujuan kami memastikan semua hewan yang masuk ke pasar benar-benar dalam kondisi sehat dan tidak menularkan penyakit,” ujarnya.

Selain pasar, tim pengawas juga menyisir tempat penyimpanan hewan di tingkat pengepul di tiga kecamatan.

Hal ini dilakukan untuk menjamin kelayakan hewan yang akan dikirim ke daerah lain, seperti Bandar Lampung, sehingga bisa dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

“Stokis justru sangat kooperatif. Mereka paham bahwa surat keterangan sehat wajib untuk pengiriman luar daerah, dan mereka sering menghubungi kami lebih dulu,” ujar Dewi.

Jika ditemukan hewan dalam kondisi sakit, langkah pertama yang diambil adalah isolasi.

“Tidak boleh dicampur dengan hewan sehat. Kita observasi dan obati. Jika tidak membaik, tidak bisa dijual,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Pos Pengawasan Hewan Ternak UPTD Puskeswan Wilayah 1, Zulkarnain, menambahkan meskipun sejauh ini kondisi kesehatan hewan kurban relatif baik, pihaknya juga mencatat penurunan permintaan masyarakat terhadap hewan kurban tahun ini.

“Ini berdampak pada penghasilan pedagang dan peternak.

Harapannya ke depan kesadaran berkurban kembali meningkat.

Bahkan lebih bagus lagi kalau sektor peternakan ini bisa dikembangkan ke arah yang lebih luas, seperti kuliner atau pariwisata,” tutupnya.(oky)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved