Lifestyle

Manna Kafe dalam Sehari Jual 150-180 Cup Minuman Matcha

Ayub Anggoro mengungkapkan ketertarikan dirinya dengan rasa matcha, hingga akhirnya membuka kafe yang menyediakan menu matcha di dalamnya.

Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
MINUMAN MATCHA - Varian minuman matcha di Wanna Kafe, Rabu (28/5/2025). Dalam sehari kafe ini bisa menjual 150-180 cup minuman matcha.  

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kini Matcha menjadi trend minuman anak muda.

Warna hijau cerah dan aroma khasnya kini menghiasi berbagai kedai kopi dan media sosial. 

Matcha, bubuk teh hijau halus asal Jepang, tengah mengalami lonjakan popularitas yang signifikan. 

Lebih dari sekadar tren minuman kekinian, matcha telah bertransformasi menjadi gaya hidup dan pilihan bagi mereka yang mencari alternatif sehat dan berenergi.

Saat ini banyak kafe yang menyediakan menu matcha, salah satu rekomendasi tempat minum matcha yang enak di Manna ( Makes Me Wanna ) yang berlokasi di jalan Hoscokroaminoto no 101, Enggal, Kota Bandar Lampung.

Owner dari Manna ( Makes me Wanna ) Ayub Anggoro mengungkapkan ketertarikan dirinya dengan rasa matcha, hingga akhirnya membuka kafe yang menyediakan menu matcha di dalamnya.

"Berawal saat saya sedang berada di Jepang. Lalu saya mencoba mencicipi menu matcha yang ada di sana. Lalu saya jatuh cinta dengan rasanya yang lembut dan aromanya wangi," ujarnya, Rabu (28/5/2025).

"Kemudian pas pulang ke Lampung. Saya bawa trend minum matcha tersebut ke sini dan membuka kafe yang menyediakan menu matcha khas Jepang," sambungnya.

Ia mulai menjual menu matcha dari awal tahun ini.

"Kita mulai menjual menu matcha dari januari 2025," ujarnya.

Ia menyebut untuk menu matcha, dirinya bisa menjual ratusan cup dalam sehari.

"Sehari bisa 150-180 cup untuk menu matcha aja," ucapnya.

Ia mengatakan matcha yang ia jual, merupakan matcha asli dari Jepang.

Dirinya menjual empat jenis menu matcha mulai dari kualitas premium hingga ceremonial.

"Kita ada menu matcha namanya Kyoto. Nah, Kyoto ini kualitasnya premium. Kualitas premium itu di bawah kualitasnya ceremonial. Kalau soal rasa, Kyoto ini teksturnya rasanya rada pahit. Lebih ke rasa milky susunya," terangnya.

Lalu, dirinya memiliki tiga menu matcha kualitas ceremonial, Yakni Fuji, Tokyo, Kagoshima.

"Matcha Fuji, kualitasnya ceremonial tapi gradenya belum tinggi. Matcha Fuji sendiri, memiliki keseimbangan rasa umaminya. Lebih seimbang daripada matcha Kyoto. Rasanya lebih manis dan lembut. After tastenya itu enak ditenggorokan," paparnya.

"Matcha Tokyo. Kualitasnya ceremonial. Grate sama kayak matcha Fuji. Rasa umaminya lebih kuat daripada Matcha Fuji. After tastenya ada rasa nuty atau kacang-kacangan gitu," paparnya.

"Matcha Kagosima. Kualitasnya ceremonial juga. Rasa umaminya lebih lembut daripada matcha Tokyo dan Fuji. After tastennya ada sedikit rasa vanila," sambungnya.

Ia menyebut dari keempat menu matchanya yang paling sering dibeli atau dipesan (best seller) Fuji dan Kagoshima. "Sebenernya yang best seller itu yang Matcha Fuji," ujarnya.

"Tapi yang akhir-akhir ini banyak dipesan yanh Matcha Kagoshima. Mungkin karena masih baru," sambungnya.

Ia menjelaskan alasan kenapa pembeli lebih memilih memesan Matcha Fuji dan Kagoshima.

"Biasanya mereka yang datang ke Mana Kafe ini, mereka punya pilihan masing-masing. Mereka kan punya rasa yang berbeda-beda ada yang suka Kyoto, Fuji, Tokyo dan Kagoshima," ujarnya.

"Tapi kalau kita ngeliatnya mereka lebih kecocoknya. Misal kalau yang suka Fuji lebih suka karena manisnya. Kalau ke Kagoshima mungkin lebih suka ke boldnya," sambungnya.

Ia mengaku dirinya menyukai rasa matcha karena ada kandungan kafein di dalamnya.

"Salah satu yang membuat saya suka rasa matcha karena ada kafein di dalamnya. Jujur saya pecinta kafein," ujarnya.

"Karena dengan mengkonsumsi kafein tersebut badan menjadi lebih tenang atau relaks. Dan kafein yang ada di matcha tersebut cenderung lembut atau soft dan tahan lama," sambungnya.

Ia menyebut banyak manfaat mengkonsumsi matcha salah satunya bagus untuk kesehatan kulit.

"Setau saya banyak mengkonsumsi matcha bagus untuk kulit. Tapi jangan pakai gula," tukasnya.

(Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved