Berita Terkini Nasional

Cerita Unik Jemaah Haji yang Terpaksa Pakai Baju 7 Lapis

Sabtu (14/6/2025) siang itu, Abdul Fatin dikerumuni Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) atau petugas haji di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Ara

Tribunnews.com/Dewi Agustina
RANGKAP 7 - Abdul Fatin, jemaah haji Kloter JKS 7 asal Bandung, mengenakan pakaian rangkap 7 dan mengalungkan senjata mainan lantaran barang bawaannya tak cukup lagi dimasukkan ke dalam koper kabin. Abdul terpaksa mengemas ulang kopernya di Bandara Jeddah, Sabtu (14/6/2025). 

Tribunlampung.co.id - Banyak kisah unik terjadi dalam kepulangan jemaah haji asal Indonesia. 

Seperti yang dialami Abdul Fatin, jemaah haji Kloter JKS 7, yang kedapatan membawa terlalu banyak barang alias overkapasitas. 

Ia pun terpaksa mengorbankan beberapa barang miliknya ditinggal di Tanah Suci.

Sabtu (14/6/2025) siang itu, Abdul Fatin dikerumuni Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) atau petugas haji di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. 

Ternyata pria asal Bandung, Jawa Barat itu menjadi salah satu jemaah yang membawa barang bawaan cukup banyak saat hendak pulang ke Tanah Air. 

Padahal sesuai aturan, jemaah hanya diperbolehkan membawa satu buah tas berkapasitas 7 kg, satu tas paspor, dan satu tas tentengan ke dalam kabin pesawat. 

Sementara barang bawaan Abdul melebihi kapasitas seharusnya.

Alhasil, sejumlah petugas haji ikut sibuk membantu Abdul untuk mengemas ulang barang bawaannya. 

Koper pun dibongkar. Begitu juga dengan tas plastik berisi mainan anak-anak plus oleh-oleh berupa kurma, kacang, cokelat, dan lainnya. Semua barang itu, termasuk pakaian di dalam koper, terpaksa dibongkar.

Petugas kemudian bahu-membahu ikut menyortir barang apa saja yang bisa dibawa dan yang terpaksa ditinggal di bandara. 

Agar koper kabin berkapasitas 7 kg itu cukup untuk memuat barang-barang Abdul, sejumlah pakaian pun dikeluarkan.

Uniknya, atas arahan petugas, Abdul diminta memakai pakaian secara berlapis di tubuhnya. Jadilah Abdul mengenakan pakaian tujuh rangkap sekaligus. 

Belum lagi sajadah yang dikalungkan ke lehernya. Bahkan mainan berupa senjata oleh-oleh untuk sang anak tercintanya terpaksa diikat mengenakan tali dan dikalungkan juga di leher Abdul. 

"Dicoba saja dulu ya mainan ini dibawa pakai tali, sayang kan kalau ditinggal, kan sudah dibeli oleh-oleh untuk anak-anak," kata seorang petugas kepada Abdul.

Abdul pun ikhlas tubuhnya 'membesar' karena 7 lapis pakaian serta dikalungkan mainan senjata di lehernya. 

Sementara itu oleh-oleh lainnya dapat dimasukkan ke dalam koper kabin, termasuk  belasan peci, sajadah dan lainnya. 

Namun kacang Arab, sebagian kurma serta makanan lainnya tak bisa lagi masuk dalam kabin maupun tas kecil. 

Abdul pun ikhlas barang-barang dan oleh-oleh yang sudah dibeli tak bisa dibawanya ke Tanah Air. 

"Ya tidak apa-apa kalau barang-barang itu tidak bisa saya bawa pulang karena memang tidak cukup lagi untuk membawanya," kata Abdul.

Tak hanya Abdul, jemaah lainnya juga bernasib serupa. Banyak barang bawaan mereka terpaksa ditinggal di Bandara Jeddah. Ada tas ransel, payung, obat-obatan, makanan bahkan pakaian.

Jaja misalnya, juga terpaksa mengeluarkan pakaian ihramnya dari dalam koper kabin. 

Kain ihram itu kemudian dikalungkan di lehernya agar kopernya cukup untuk membawa barang bawaan. 

"Iya ini kain ihram saya keluarkan saja daripada koper saya ngga muat," kata Jaja.

Diketahui, jemaah Kloter JKS 7 dipulangkan ke Tanah Air, Sabtu (14/6/2025), menggunakan maskapai Saudia Airlines nomor penerbangan SV-5372. 

Mereka sudah berada di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi sejak pagi atau sekitar 6 jam sebelum take off.

Total jemaah dan petugas berjumlah 442 (meninggal 1 orang). Jemaah dijadwalkan tiba di Tanah Air, Minggu (15/6) pukul 05.10 WIB. (Tribunnews)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved