Berita Terkini Nasional

Terungkap Penelpon Misterius Adinda Sebelum Ditemukan Tewas Termutilasi

Terungkap sosok penelpon misterius yang membuat Septia Adinda akhirnya pergi meninggalkan rumah sampai akhirnya ditemukan tewas termutilasi.

TribunPadang.com/Panji Rahmat
KELUARGA KORBAN MUTILASI: Pihak keluarga atau abang dari korban pembunuhan mutilasi sedang memadangi foto Septia Adinda yang ada pada dinding rumah duka di kawasan Balah Ilia Utara, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025). Pihak keluarga Septia Adinda mengenang detik-detik ia meninggalkan rumah sebelum akhirnya ditemukan tewas akibat menjadi korban pembunuhan dan mutilasi di Padang Pariaman. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Padang Pariaman - Terungkap sosok penelpon misterius yang membuat Septia Adinda akhirnya pergi meninggalkan rumah sampai akhirnya ditemukan tewas termutilasi.

Ternyata, penelpon misterius itu adalah SJ (25). Septia Adinda menjadi satu di antara 3 korban pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan SJ.

Jasad Septia ditemukan pada Rabu (18/6/2025) telah termutilasi dan sudah berada di rumah sakit. Kepergian Septia tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, terutama orang tuanya.

Keluarga kenang detik-detik Septia Adinda meninggalkan rumah sebelum ditemukan meninggal dunia akibat menjadi korban pembunuhan mutilasi di Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat (20/6/2025).

Percakapan terakhir Septia Adinda dengan ibundanya pada Minggu (15/6/2025) pagi, ternyata menjadi perbincangan terakhir ibu dan anak tersebut.

"Pakai lah baju ama lu, awak sabantanyo (Pasang saja pakaian mama dulu, saya pergi sebentar),” ujar Donal, paman Septia Adinda, menirukan ucapan keponakannya itu sebelum meninggalkan rumah di pagi hari Minggu (15/6/2025).

Pagi itu ia diajak oleh ibunya (Wenni) pergi ke Kota Pariaman tempat saudaranya, saat itu Dinda (sapaan akrabnya) sudah mengiyakan ajakan tersebut.

Namun saat ibunya bersiap-siap, Dinda menerima telepon dan meminta izin untuk mendahulukan ajakan dari penelpon.

Paman Dinda, Donal, mengatakan, ajakan dari balik telepon itu datang dari temannya, dengan jarak tidak begitu jauh dari rumah.

“Itulah percakapan terakhir Dinda di rumah. Saat itu saya juga berada di sana,” ujarnya, mengenang hari terakhir bertemu kemenakan perempuannya.

Anak bontot dari pasangan Dasrizal dan Wenni itu, pergi menggunakan motor sendiri, seperti biasanya.

Hari berlalu hingga akhirnya memasuki malam hari. Ayah Dinda, Dasrizal mulai tidak tenang, lantaran putri kesayangannya belum juga pulang. Padahal pamit pergi sebentar.

Pihak keluarga beberapa kali sempat menghubungi Dinda, namun sejak pukul 22.00 WIB, nada tunggu sudah tidak ada lagi, telepon Dinda mati.

“Sejak mengetahui itu, saya langsung mendatangi sejumlah rumah teman Dinda, namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan,” ujarnya.

Pihak keluarga tahu Dinda anak yang  mandiri, jadi selama dua hari pertama keluarga masih yakin Dinda tidak kenapa-kenapa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved