Berita Viral

Penampakan Bangunan SMK yang Telan Rp 2,6 M, Rusak Padahal Belum Dipakai

Penampakan ruang kelas baru (RKB) di SMKN 1 Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dengan anggaran sebesar Rp2,6 miliar.

Editor: Kiki Novilia
DOK KASIPIDSUS KEJARI CIAMIS
RUSAK - Bangunan SMKN 1 Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, belum dipakai karena sudah mengalami kerusakan sebelum dipakai. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Ciamis - Penampakan ruang kelas baru (RKB) di SMKN 1 Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dengan anggaran sebesar Rp2,6 miliar.

Kondisi bangunannya tampak sudah mengalami kerusakan meskipun baru saja dibangun.

Bangunannya dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, sehingga kini dinyatakan tidak layak dan bahkan cenderung membahayakan bagi siswa.

Kasus ini saat ini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri Ciamis.

"Pembangunan tahun 2023," ungkap M Herris Priyadi, Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri Ciamis, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon pada Rabu (25/6/2025).

"Seharusnya tahun 2024 sudah bisa dipakai, tapi sampai sekarang belum bisa karena belum layak fungsi," imbuhnya.

Kasus ini kemudian ditanggapi serius oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purnomo.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas konstruksi sekolah tersebut yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

"Pertama saya baru masuk (menjadi Kadisdik). Saya akan pelajari itu masih bisa difungsikan atau tidak dari sisi keamanan dan lain sebagainya," ujar Purnomo saat dihubungi pada Rabu (25/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan Jawa Barat akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengecek kelayakan bangunan tersebut.

Jika bangunan masih dapat difungsikan, maka akan diatur alur kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Hal ini penting mengingat informasi yang diterimanya menyebutkan bahwa lokasi bangunan tersebut juga mengalami pergerakan tanah.

"Harus dilihat dari sisi kelayakan fungsinya bisa dipakai atau tidak. Ada pergeseran tanah dan sebagainya," tambah Purnomo.

Purnomo menegaskan bahwa kasus ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Agar di masa depan dapat meningkatkan pengawasan terhadap vendor yang melaksanakan proyek pembangunan sekolah.

"Ya ini mesti kuat pengawasannya dan perencanaan mesti matang," pungkasnya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNJATIM )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved