Berita Terkini Nasional

Nama Farah Memunculkan Dugaan Perselingkuhan di Kasus Kematian Arya Daru

Dugaan perselingkuhan mencuat dari kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri alias Kemenlu, Arya Daru Pangayunan (39).

Facebook Arya Daru via Tribunnews.com
DIPLOMAT MUDA TEWAS: Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Dia ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban di kamar kosnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi. Dugaan perselingkuhan mencuat dari kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri alias Kemenlu, Arya Daru. Dugaan tersebut muncul setelah satu nama wanita muncul dari pemeriksaan polisi. Wanita itu disebut menjadi sosok yang menemani Arya Daru di saat-saat terakhirnya. Padahal, wanita itu bukanlah istri Arya Daru. Sosok wanita itu yakni Farah. Perempuan itu disebut memiliki kedekatan khusus dengan Arya dan turut hadir dalam perjalanan terakhirnya. 

Di rooftop lantai 12 gedung tersebut, Arya berada selama 1 jam 26 menit. Ia naik membawa tas gendong dan tas belanja.

Namun saat turun, kedua barang itu sudah tidak terlihat. Polisi menemukan tas dan ransel Arya tertinggal di tangga darurat lantai yang sama.

Kombes Wira membenarkan rangkaian peristiwa tersebut dan menyebut Farah sebagai “teman belanja” Arya pada hari itu. Perubahan arah taksi dan keberadaan Arya di rooftop menjadi bagian penting dalam rekonstruksi kronologi.

Kombinasi antara pesan yang salah kirim, keberadaan Farah, dan perubahan arah mendadak membuat publik bertanya: apakah Arya sedang menghadapi tekanan emosional yang tak tertanggungkan?

Dua Rekan, Satu Malam, dan Barang yang Tertinggal

Rekaman CCTV menunjukkan Arya sempat ditemani dua rekan kerja, Vara dan Dion, saat mengunjungi Grand Indonesia. Mereka sempat bersama, lalu berpisah.

Arya kemudian menuju rooftop Gedung Kemlu, membawa belanjaan berupa pakaian—yang kemudian ditinggalkan di tangga darurat.

Polisi telah memeriksa Vara dan Dion, namun enggan mengungkap detail hubungan mereka dengan Arya.

“Sudah diambil keterangannya, tapi soal hubungan kami tidak bisa sampaikan,” ujar Wira.

Tekanan Pribadi dan Jejak Psikologis

Hasil digital forensik mengungkap bahwa Arya pernah mencari informasi soal bunuh diri sejak 2013. Ia juga tercatat pernah menghubungi lembaga bantuan psikologis.

Polisi menyita 103 barang bukti dan memeriksa 24 saksi dari tiga klaster: keluarga, kosan, dan tempat kerja.

Sumber internal menyebut konflik rumah tangga Arya bukan hal baru.

“Ada dinamika yang cukup berat, terutama soal komunikasi dan kepercayaan,” ujar seorang penyidik yang enggan disebut namanya.

Diplomat yang Tak Pernah Pulang Utuh

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved