Berita Lampung

Ken Setiawan Sebut Islam di Masa Kehidupan Nabi Muhammad SAW Memberi Teladan Toleransi

Diketahui Ken Setiawan adalah mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) yang telah bertobat dan kini mendirikan NII Crisis Center.

Dokumentasi
TELADAN TOLERANSI - Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan (tengah) foto bersama saat menjadi pembicara dalam acara road show "Indonesia Damai", Selasa (12/8/2025) di Sekretariat Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Tulangbawang, Lampung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan menjadi pembicara dalam acara road show "Indonesia Damai", Selasa (12/8/2025) di Sekretariat Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Kabupaten Tulangbawang.

Diketahui Ken Setiawan adalah mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) yang telah bertobat dan kini mendirikan NII Crisis Center.

NII Crisis Center merupakan sebuah lembaga rehabilitas bagi korban NII.

Sementara itu, road show "Indonesia Damai" diselenggarakan oleh Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Wilayah Provinsi Lampung.

Kegiatan bertema membangun kehidupan toleransi menuju Indonesia emas 2045 ini bertujuan untuk membangun kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat, serta mempererat hubungan antar umat beragama.

Road Show rencananya akan dilakukan di 15 kabupaten kota se Provinsi Lampung dengan menggandeng narasumber Ken Setiawan.

Ken mengungkap sejarah Islam dengan rinci sesuai data dan fakta sehingga dapat diterima oleh para peserta seminar.

Menurut Ken, Islam datang bukanlah agama baru, melainkan rekonstruksi dari ajaran Taurat dan Injil.

Umat Islam yang mengerti sejarah pasti mengerti bahwa Islam adalah kelanjutan dari agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya, termasuk Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa atau Yesus.

Bahkan Nabi Muhammad sukses menjadi pemimpin Mekah dan Madinah juga berkat didikan dan pengkaderan dari tokoh Kristen, termasuk dari Istrinya Khadidhah dari keluarga Kristen dan sepupunya yaitu Pendeta Waraqah Bin Naufal serta Pendeta Bukhaira.

Sejak Muhammad berusia 12 tahun, Pendeta Bukhaira sudah melihat kecerdasan dan keberanian, bahkan ketika ditanya oleh Bukhaira dengan pertanyaan sulit, nabi Muhammad menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan gamblang.

Pendet Bukhaira lalu bertanya, anak siapa ini kepada Abu Thalib, lalu dijawab dia adalah anak saudaraku, lalu disampaikan agar selalu menjaganya, sebab Bukhaira sangat yakin jika di didik dan dikader dengan tepat, maka dia akan menjadi pempimpin.

Jadi proses wahyu dan kenabian Muhammad bukan ujug ujug dari langit, tapi melalui proses pendidikan dan pengkaderan yang dilakukan oleh orang orang terdekat nabi seperti Pamannya sendiri Abu Thalib, Istinya khadijah dan sepiupunya pendeta Waraqah Bin Naufal serta Pendeta Bukhaira.

Jadi tidak ada alasan saat ini kita membenci umat agama lain atas nama agama. 

Bahkan dalam sejarah ada rombongan pendeta dan jemaatnya meminta ijin untuk melakukan ibadah, nabi Muhammd justru memberikan ijin agar pendeta dan jemaatnya melakukan ibadah kebaktian di Masjid Nabawi

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved