Berita Terkini Nasional

Ayah Prada Lucky Namo Minta Maaf Akui Tak Bisa Tahan Emosi Anak Tewas Disiksa Senior

Emosi ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo sempat meledak-ledak.

|
Tangkapan Layar Facebook Pos-Kupang.com
MINTA MAAF - Kolase foto, Sersan Mayor Christian Namo (kiri), ayah Prada Lucky Namo tunjukkan akun sosmed yang sebut anaknya tak bermoral (tengah), Prada Lucky Namo semasa hidup (kanan). Ayahanda Prada Lucky Namo, Sersan Mayor Christian Namo kini minta maaf akui tak bisa tahan emosi anak tewas disiksa senior. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NTT - Ayah Prada Lucky Namo akhirnya minta maaf akui tak bisa menahan emosi seusai menerima kabar anaknya tewas disiksa senior.

Emosi ayah Prada Lucky Namo, Serma Christian Namo sempat meledak-ledak.

Bahkan Serma Christian dengan marahnya mengungkap kekecewaan terhadap negara.

Kemarahan Serma Christian sempat terekam video hingga viral di media sosial.

Kini Serma Christian melunak hingga minta maaf dan mengikhlaskan sang anak yang disiksa dan dianiaya 20 senior.

Serma Christian juga meminta maaf kepada Presiden Prabowo.

Dikutip dari TribunMedan.com, berikut pernyataan Serma Christian cukup menuai sorotan saat tahu Prada Lucky Namo tewas dianiaya senior.

"Keadilan harus ditegakkan. Merah putih keadilan juga haru merah putih,"

"Nyawa saya taruhan, kalau keadilan ini, percuma Indonesia bubar, bubarkan Indonesia, merah putih saya pakai buat apa," kata Serma Christian Namo.

Bahkan saking emosinya, perkataan yang diungkapkan Serma Christian tak terbendung lagi.

"Anak tentara saja dibunuh kok bagaimana mau yang lain,"

"Saya tidak punya kekuatan tapi keadilan pasti Tuhan, jangankan manusia Tuhan aja mendukung kok," katanya.

Ketika itu Serma Christian juga menyebut nama Prabowo.

"Jangankan Prabowo, dunia harus tau," katanya sambil teriak.

Atas perkataannya itu, Christian Namo didamping istrinya, Sepriana Paulina Mirpey, meminta maaf.

Alasan Serma Christian Namo minta maaf karena perkataanya menjadi sorotan, hal itu ia mengaku karena sangat emosi atas kepergian sang anak.

"Saya Serma Christian Namo ayah almarhum Prada Lucky Chepril Saputra dengan penuh ketulusan dan rasa hormat mewakili keluarga menyampaikan pernyataan ini.

Pertama saya memohon maaf pada pimpinan TNI dan jajaran TNI, masyarakat dan bangsa Indonesia atas ucapan saya yang sempat menimbulkan kegaduhan di media elektronik dan media sosial," katanya.

Dia menjelaskan semua perkataan tersebut keluar akibat dirinya tak bisa menahan emosi.

"Perkataan itu lahir pada saat hati saya terguncang hebat, di tengah duka mendalam dan emosi yang sulit saya kendalikan akibat peristiwa yang menimpa keluarga saya," katanya.

Ia menegaskan tak memiliki sedikit pun niat untuk mencemarkan nama TNI.

"Saya ingin menegaskan bahwa tidak ada sedikitpun niat saya untuk merendahkan, mencemarkan nama baik TNI.

Justru saya berharap kita semua bersatu untuk menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," katanya.

Serma Christian Namo mengaku sudah mengikhlaskan kematian Prada Lucky Namo.

"Terkait kepergian putra saya, saya sudah mengikhlaskan dan menyerahkan sepenuhnya pada hukum agar pihak-pihak yang terbukti terlibat diproses secara adil dan tegas sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.

Prada Lucky Namo lulus dari pendidikan TNI pada Februari 2025, kemudian secara resmi dilantik menjadi Prajurit Dua sekitar Juni 2025.

Ditugaskan di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (TP) 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

Bahkan Serma Christian Namo juga meminta maaf pada Presiden Prabowo Subianto.

"Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan permohonan maaf kepada bapak Presiden Prabowo Subianto karena mengucapkan nama bapak saat hati saya terguncang," pungkasnya.

SOSOK Komandan Peleton Izinkan Prada Lucky Disiksa 20 Senior

Disisi lain diberitakan sebelumnya sosok komandan peleton yang izinkan Prada Lucky Namo disiksa dan dianiaya 20 senior terungkap.

Adapun komandan peleton yang memberikan izin dalam kasus penganiayaan Prada Lucky Namo kini terungkap.

Komandan peleton di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere Nagekeo, NTT itupun kini menjadi tersangka.

“Iya. Danton," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, mengutip dari Kompas.com.

Dalam aksinya, ia diduga sengaja memberi kesempatan kepada bawahannya untuk melakukan kekerasan terhadap Prada Lucky Namo.

“Jadi ada Pasal 132, artinya militer yang dengan sengaja mengizinkan seorang bawahan atau militer yang lainnya untuk melakukan tindak kekerasan itu juga akan dikenai sanksi pidana," jelas Wahyu.

Anggota Komisi I DPR yang juga pensiunan jenderal, TB Hasanuddin menyoroti keterlibatan komandan peleton di kasus kematian Prada Lucky Namo.

Menurut dia, seorang komandan seharusnya menjadi teladan untuk anggotanya, bukan malah terlibat penyiksaan.

Ia mengungkap tugas komandan peleton di tengah-tengah prajurit adalah mengawasi, mengendalikan, dan memberi arahan.

"Padahal komandan itu berada di tengah prajurit untuk mengawasi, mengendalikan, dan memberi arahan,” ucapnya.

Ia juga menegaskan, seorang perwira muda seharusnya tinggal bersama prajurit di barak untuk memastikan pembinaan berjalan baik.

Bukan sebaliknya, terlibat dalam sebuah kejahatan bersama-sama bahkan membiarkan prajuritnya dianiaya.

"Makanya para perwira Letnan Dua, Letnan Satu yang masih muda-muda para perwira remaja itu, harus tinggal bersama prajurit di barak untuk mengawasi ini," katanya.

Ia pun mengingatkan bahwa senior harus memberi contoh positif.

Sebab jika sudah pensiun menjadi anggota TNI, akan kembali sebagai rakyat biasa.

“Jangan ada sifat arogansi lah. Ya biasa-biasa saja. Toh sesudah pensiun, kita kembali menjadi masyarakat biasa," tuturnya.

Adapun sebanyak 20 prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Prada Lucky Namo.

Dari 20 tersangka tersebut, termasuk seorang perwira muda berpangkat Letnan Dua yang menjabat sebagai komandan peleton.

Ia diduga dengan sengaja membiarkan bawahannya menganiaya Prada Lucky Namo sampai tewas.

Rupa-rupanya, tak hanya Prada Lucky Namo yang disiksa dengan dalih pembinaan.

Anggota TNI lain yang masih junior juga turut dianiaya para senior.

Namun, mereka disebut dalam kondisi sehat, berbeda dengan Prada Lucky Namo yang alami ginjal pecah dan paru-paru bocor akibat dianiaya.

TB Hasanuddin menyebut, komandan peleton yang terlibat dalam penganiayaan Prada Lucky Namo masih muda.

"Masih muda sekali, mungkin umur sekitar 24-25," ucapnya.

Ia merupakan perwira muda berpangkat Letnan Dua (Letda) lulusan Akademi Militer (Akmil).

Ia bertugas sebagai komandan peleton di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT.(*)

Baca Juga Kesaksian Tetangga sebelum Dea Ditemukan Tewas Dibunuh, Tak Ada yang Aneh

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved