Berita Terkini Nasional

Anwar Abbas Soroti Menkeu Purbaya Yudhi yang Kucurkan Dana Rp 200 Triliun ke-5 Bank Himbara

Anwar Abbas soroti kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang salurkan dana Rp 200 triliun ke-5 bank Himbara.

Editor: taryono
Dokumentasi LPS
MENTERI KEUANGAN BARU - Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara LPS Financial Festival di Medan, Rabu (20/8/2025). Anwar Abbas Soroti Menkeu Purbaya Yudhi yang Kucurkan Dana Rp 200 Triliun ke-5 Bank Himbara. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas soroti kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang salurkan dana Rp 200 triliun ke-5 bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara): Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI. Dana tersebut sebelumnya disimpan pemerintah di Bank Indonesia (BI).

Adapun tujuan pemerintah menyalurkan dana Rp 200 triliun ke-5 bank Himbara, salah satunya yakni menggerakkan roda ekonomi nasional, sebab jika dana pemerintah hanya mengendap di Bank Indonesia (BI), efeknya terhadap perputaran uang dan pertumbuhan ekonomi kurang optimal. Dengan dana yang dialirkan ke bank, diharapkan ekonomi bergerak lebih cepat, lapangan kerja terbuka, sektor usaha aktif.

Menurut Anwar Abbas, ide Purbaya Yudhi Sadewa sama dengan ide Dorojatun Kuntjoro Jakti, Eks Menko Perekonomian Kabinet Gotong Royong era Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Dorojatun saat itu merasa heran dengan adanya kelebihan likuiditas di perbankan sebesar Rp 200 triliun sementara pengangguran tinggi padahal kalau dana tersebut di masukkan ke sektor riil tentu akan bisa membantu mengurangi masalah yang ada," kata Anwar dalam pernyataannya, Minggu(14/9/2025).

Menurut Anwar salah satu masalah yang dihadapi bangsa ini adalah terbatasnya lapangan kerja sehingga belum mampu menyerap seluruh tenaga kerja baru sehingga persoalan pengangguran dan kemiskinan masih saja menjadi masalah utama bagi pemerintah.

Angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025 adalah 8,47 persen atau setara dengan 23,85 juta jiwa.  

Tingkat pengangguran terbuka per februari 2025 sekitar 4,76 persen dan jumlah absolut pengangguran sekitar 7,28 juta orang,  jumlah peningkatan angkatan kerja sebesar 3,67 juta orang dan PHK per Juni 2025 mencapai 42.385 orang. 

Untuk imengatasi hal tersebut diperlukan dana atau modal bagi mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur serta lainnya agar tercipta lapangan kerja baru.

Oleh karena itu Purbaya sebagai Menteri Keuangan ingin memaksa mekanisme pasar bisa berjalan lebih cepat dengan memberi suntikan dana, sehingga diharapkan ekonomi bisa tumbuh lebih cepat.

Sumber dananya  sebesar Rp.200 triliun diambil dari dana pemerintah yang mengendap di BI yang besarnya sekitar Rp 430 triliun dan dipindahkan ke dalam sistem perbankan.  

Dunia perbankan tentu akan berusaha mencari return yang lebih tinggi karena ada cost yang mereka tanggung berupa bunga deposito sebesar 4 persen pertahun.

Di situ lah akan terjadi dorongan bagi terjadinya pertumbuhan ekonomi karena kredit dan pembiayaan juga  tumbuh. 

"Jadi dengan adanya suntikan dana ke dalam sistem finansial, diharapkan akan bisa  menggerakkan sektor riil dan perekonomian secara keseluruhan," kata Anwar.

Lalu dimana letak perbedaan Purbaya dan Dorojatun?

Dorojatun saat itu tidak bisa merealisasikan gagasannya soal pengucuran dana ke sektor riil melalui perbankan karena pemahaman terhadap independensi BI waktu itu tampak sangat kaku.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved