Berita Lampung

Sekolah Rakyat Lampung Mulai Gelar MPLS, Ada Siswa yang Pulang karena TIdak Betah

Kepala Sekolah Rakyat Lampung Asis Prasetyo mengatakan, sebelum mengikuti MPLS, sebanyak 75 siswa sudah masuk asrama.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
MULAI MPLS - Kepala Sekolah Rakyat Lampung Asis Prasetyo saat ditemui, Rabu (20/8/2025). Dia mengatakan, sebelum mengikuti MPLS, sebanyak 75 siswa sudah masuk asrama sejak 14 Agustus lalu. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan Sekolah Rakyat Lampung resmi memulai masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

MPLS berlangung selama dua pekan, yakni 15-28 Agustus 2025. 

Kepala Sekolah Rakyat Lampung Asis Prasetyo mengatakan, sebelum mengikuti MPLS, sebanyak 75 siswa sudah masuk asrama sejak 14 Agustus lalu.

Sebelumnya, pihaknya juga sempat menggelar kegiatan MPLS secara daring.

“Alhamdulillah, Sekolah Rakyat Lampung sudah dimulai. Sejak tanggal 14 Agustus siswa dipanggil, kemudian 15 Agustus sampai 28 Agustus mereka mengikuti MPLS di asrama,” ujar Asis, Rabu (20/8/2025).

Menurut Asis, selama MPLS para siswa dilatih beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan asrama.

Dia menceritakan, ada siswa yang sempat pulang karena tidak betah di asrama.

Meski begitu, kata dia, berkat pendampingan guru BK dan wali asuh, mereka kembali nyaman tinggal di asrama.

“Tentunya kendala pasti ada, karena sarana dan prasarana belum 100 persen tersedia. Sempat ada siswa yang merasa homesick meski baru beberapa hari di asrama. Namun, berkat bimbingan guru BK dan pendampingan wali asuh, mereka akhirnya kembali nyaman tinggal di asrama," jelasnya.

Terkait tenaga pendidik, Asis menjelaskan, saat ini Sekolah Rakyat memiliki 18 guru, terdiri dari 17 guru umum dan satu guru agama.

Selain itu, terdapat 14 tenaga teknis yang masih tentatif, dengan rencana penambahan tenaga pendukung, termasuk satpam yang saat ini baru ada empat orang.

“Wali asuh juga masih belum ideal, karena satu wali asuh mendampingi 10 siswa. Ke depan akan ada penambahan sesuai kebutuhan. Begitu juga juru masak dan petugas kebersihan yang masih menunggu proses pengadaan,” tambah dia.

Untuk kebutuhan makan siswa, saat ini pihak sekolah masih menggunakan layanan katering.

Hal itu karena dapur sekolah masih dalam proses perbaikan.

Dalam kegiatan MPLS, siswa dibagi ke dalam tiga kelas, masing-masing berisi 25 orang.

Sementara untuk aturan kunjungan, orang tua baru diperbolehkan menjenguk anaknya setelah MPLS selesai, dengan jadwal khusus agar tidak mengganggu aktivitas belajar.

Sekolah Rakyat sendiri tetap menggunakan kurikulum nasional dengan tambahan kurikulum keasramaan.

“Kurikulum keasramaan lebih kepada pendalaman karakter, pembinaan kerohanian, serta pengembangan potensi siswa,” terang Asis.

Ia berharap sarana dan prasarana sekolah segera terpenuhi, sehingga guru dan siswa merasa nyaman dan betah di lingkungan sekolah.

“Mohon dukungan dan doa restu dari semua pihak, supaya kami bisa memberikan pelayanan dan pembinaan maksimal, serta menghasilkan generasi unggul di masa depan,” pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved