Ketua Komisi III DPR RI Masak Pakai LPG Warga Miskin, Berdalih Bukan Miliknya

Ia lulus dengan gelar doktor dari UNS pada Selasa (5/4/2022) setelah mendapat predikat cumlaude ketika menjalani ujian terbuka promosi doktor.

Sebagai aktivis dan politisi, Habiburokhman pernah jadi pentolan aktivis yang getol demo untuk meminta Soeharto mundur pada tahun 90-an. Habiburokhman sempat ditangkap dan ditahan aparat karena aksinya tersebut.

Sebelum masuk Gerindra, Habiburokhman aktif juga sebagai advokat pembela publik.

Habiburokhman mendirikan Serikat Pengacara Rakyat (SPR) yang rajin mengajukan gugatan class action untuk membela hak-hak rakyat.

Selain itu, ia juga mendirikan kantor hukum bisnis Habiburokhman & Co yang beralamat di Menteng, Jakarta Pusat.

Pria 50 tahun ini secara resmi menjadi kader Gerindra pada 2010 dan menduduki posisi sebagai Ketua Bidang Advokasi sekaligus Anggota Dewan Pembina di partai ini.

Ia juga pernah ditunjuk untuk memimpin Tim Advokasi Jakarta Baru yang membela kepentingan hukum Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang maju Pilkada DKI Jakarta 2012.

Dua tahun setelahnya, Habiburokhman dipercaya menjadi Direktur Advokasi Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa yang maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

Ia terus membela Prabowo hingga Pilpres 2019 ketika Ketua Umum Gerindra ini berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Pada tahun yang sama, Habiburokhman dinyatakan terpilih sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta 1.

Sebelumnya, beredar video Habiburokhman memasak mi instan di sebuah dapur menggunakan gas melon.

Dalam video itu, bahkan tampak panci yang digunakan Habiburokhman sudah peyot.

Mengenakan kaus polo berwarna biru dongker, Habiburokhman terlihat mengaduk mi instan di mangkok sembari duduk.

Video tersebut diunggah di akun TikTok Habiburokhman yang sudah bercentang biru.

Video itu lalu diunggah ulang oleh akun undercover.id dengan narasi kritik.

"Yang membedakan cuma tunjangannya saja," tulis akun undercover.id.

Baca juga Tunjangan Perumahan DPR Rp50 Juta, Adies Kadir Sebut Masih Masuk Akal