Berita Terkini Nasional

Keluarga Gelar Doa hingga Tabur Bunga di Kamar Kos Putri, Warga Dengar Suara Tangisan

Kamar kos itu menjadi tempat kejadian perkara Putri Apriyani dibunuh secara keji oleh pria yang disebut sebagai kekasihnya.

Kolase Tribuncirebon/Handhika Rahman/Facebook
TABUR BUNGA - Keluarga besar almarhumah Putri Apriyani saat menggelar doa bersama dan tabur bunga di lokasi kosan TKP tewasnya Putri di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jumat (22/8/2025). Warga sering dengar suara tangisan dari kamar almarhum Putri Apriyani. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Indramayu - Keluarga besar almarhum Putri Apriyani (24) menggelar doa hingga tabur bunga di kamar kos korban pembunuhan tersebut.

Kamar kos itu menjadi tempat kejadian perkara Putri Apriyani dibunuh secara keji oleh pria yang disebut sebagai kekasihnya.

Terdua pelaku pembunuhan Putri Apriyani adalah seorang anggota polisi Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Kasus pembunuhan itu diketahui setelah ditemukan jasad Putri dalam kondisi gosong terbakar di kamar kos Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Sabtu (9/8/2025). 

Tersangka Bripda Alvian sudah ditangkap di Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (23/8/2025).

Penangkapan Bripda Alvian itu sehari setelah keluarga korban menabur bunga dan doa bersama di kos almarhum Putri, Jumat (22/8/2025).

Selain tahlilan, kamar nomor 9 tempat Putri meninggal tak wajar juga ditaburi bunga mawar dan melati.

Kuasa hukum keluarga Putri, Toni RM mengatakan, penaburan bunga ini atas dasar permintaan almarhumah Putri yang datang ke mimpi saudaranya beberapa waktu lalu.

“Jadi Pak Tansim (Paman Putri) menantunya itu di Jepang itu mimpi ketemu dengan almarhumah."

"Almarhumah berpesan agar membawa bunga melati dan mawar ke kosannya,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com dikutip Tribunlampung.co.id.

Toni menduga permintaan itu disampaikan almarhumah Putri karena arwahnya masih belum tenang.

Terlebih saat itu tersangka pembunuhan sekaligus pacar Putri, Bripda Alvian Maulana Sinaga belum kunjung tertangkap.

Dugaan arwah almarhumah Putri belum tenang juga diperkuat dengan kesaksian warga yang kerap mendengar suara tangisan dari kamar TKP Putri tewas saat malam hari.

“Sehingga atas dasar itu, sebagai seorang muslim sepertinya harus didoakan. Kemudian keluarga berunding untuk mendoakan almarhumah di tempat kos sambil memenuhi permintaan Putri di dalam mimpi tersebut,” ujar dia.

Pantauan Tribuncirebon.com, doa bersama sendiri dilakukan di pelataran kosan dengan menggelar tikar. 

Sedangkan tabur bunga dilakukan di depan pintu kamar kos tempat Putri tewas.

“Kita tidak lakukan di dalam kamar karena kita tidak bisa masuk karena tempat ini masih dalam penyelidikan sehingga tidak boleh disentuh dahulu di dalamnya,” ujar dia.

Dalam proses doa bersama dan tabur bunga itu juga tampak ayah dan ibu dari almarhumah Putri.

Keduanya tampak menangis sepanjang kegiatan.

“Saya gak bisa ngomong apa-apa pak, lemes,” ujar ibunda Putri.

Di sisi lain, paman Putri, Tamsin menyampaikan, keluarga hanya ingin pelaku segera tertangkap.

Sehingga arwah almarhumah Putri pun di alam sana bisa tenang.

“Kami hanya ingin pelaku ditangkap,” ujar dia.

Akhirnya Pelaku Tertangkap

Selama kurang lebih 14 hari pelarian Bripda Alvian Maulana Sinaga seusai melakukan pembunuhan terhadap Putri Apriyani (24) di Indramayu, Jawa Barat.

Akhirnya Biprda Alvian oknum polisi terduga pelaku pembunuhan Putri Apriyani tertangkap di Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Wikipedia, Kabupaten Dompu adalah kabupaten di bagian tengah Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu Kecamatan Hu'u merupakan satu dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Dompu.

Kecamatan ini terletak di Pulau Sumbawa berjarak sekitar 25 kilometer dari ibu kota Kabupaten Dompu ke arah selatan.

Lokasi penangkapan Bripda Alvian tersebut juga terkenal sebagai daerah yang memiliki banyak wisata pantai dan populer sebagai tempat wisata bahari terutama olahraga selancar.

Penangkapan Bripda Alvian tersebut viral melalui video yang beredar di media sosial pada Sabtu (23/8/2025).

Bripda Alvian menghilang semenjak ditemukannya jasad Putri Apriyani di dalam kamar kosnya di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada Sabtu (9/8/2025).

Sehingga selama 14 hari Bripda Alvian menghilang lalu kemudian berhasil terungkap keberadaannya setelah viral penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian.

Alvian saat berada di sebuah saung di wilayah Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kini Alvian harus mempertanggungjawabkan perbuatannya diduga membunuh Putri Apriyani.

Saat ditemukan, wajah Putri yang semula cantik berubah menjadi gosong. Warga pun berasumsi korban tewas karena dibakar.

Ayah dari Putri, Karja (48) menerangkan, dirinya sempat melihat langsung kondisi anaknya saat proses autopsi di RS Bhayangkara Losarang.

Menurut Karja, luka bakar tampak jelas pada muka dan rambut putri bungkusnya itu. Luka tersebut turut membuat wajah anaknya sulit dikenali.

“Saya masih mengenali muka anak saya, tapi mungkin kalau orang lain belum tentu karena kondisinya lumayan parah,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com dikutip Tribunlampung.co.id Minggu (10/8/2025).

Karja menyampaikan secara keseluruhan, dia tak tahu persis dimana saja luka yang didapat oleh Putri, mengingat malam saat autopsi dilakukan dirinya syok berat.

Karja hanya ingat luka bakar itu ada di bagian muka, kemudian rambut. Sedangkan baju dan celana masih utuh.

“Pas masuk itu saya panik, jadi yang tadinya mau lihat luka ada dimana saja itu ngeblank,” ujar dia.

Di sisi lain, dari keterangan tim medis, lanjut Karja, hasil autopsi itu menunjukkan kematian korban meninggal dunia karena lemas kehabisan napas.

Hasil ini, kata Karja menimbulkan tanda tanya besar di benak keluarga, apakah putri bungsunya itu meninggal dunia dahulu kemudian dibakar atau seperti asumsi warga yang meninggal karena dibakar.

“Tapi kalau meninggal karena dibakar, harusnya korban teriak menjerit kesakitan, tapi dari keterangan yang beredar tidak begitu,” ujar dia.

Terpisah Kuasa Hukum keluarga Putri Apriyani, Toni RM menduga motif dibalik pembunuhan korban dikarenakan uang.

“Patut diduga motifnya ini dikarenakan Bripda Alvian Maulana Sinaga berusaha menguasai uang milik Putri,” ujar Toni RM kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/8/2025).

Toni RM menjelaskan, ia baru saja mendapatkan rekening koran tabungan milik korban dari ayah Putri sebagai ahli waris yang sah.

Di sana terungkap ada perpindahan uang dari rekening Putri kepada Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Dengan tertangkapnya Bripda Alvian Maulana Sinaga, arwah Putri Apriyani bisa tenang. sebelum tertangkap, Putri Apriyani datang ke mimpi keluarganya minta dibawakan bunga mawar dan melati.

Tak hanya itu, warga juga dengar suara tangisan dari kamar kos tempat Putri Apriyani ditemukan tewas dalam kondisi gosong, diduga dibakar oleh kekasihnya, Bripda Alvian Maulana Sinaga.(*)

Berita Selanjutnya Pimpin Penangkapan, Kasat Reskrim Sujud Syukur saat Bripda Alvian Diringkus

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved