Tribunlampung/Ana
Masing-masing kedai dilengkapi dengan meja kursi plastik plus sebuah payung besar sebagai peneduhnya.
Masyarakat menjuluki kedai-kedai ini dengan sebutan Misbar alias Gerimis Bubar, sebab pada saat gerimis atau hujan turun, maka anda tidak akan dapat berlama-lama di bawah payung kedai tersebut dan buru-buru mencari tempat yang lebih aman untuk berteduh (bubar).
"Kebetulan ini istirahat, habis silaturahmi ke tempat bapak angkat dekat sini, jadi sekalian mampir. Sering (kesini), biasanya kalau ada acara nobar di kafe dekat tugu bambu itu," ucap salah satu warga yang beristirahat, Saputra.
Ya, selain kedai dan restoran yang berada di rest area, beberapa kafe juga beroperasi sebagai tempat nongkrong bagi pemuda sekitar wilayah tersebut. (ana)