Namun, dikutip dari laman Straits Times, Macron membantah anggapan itu, dan menegaskan bahwa kemenangan belum diraih.
Macron, politisi beraliran centris tetap menjadi favorit kuat untuk menang.
Hal itu didukung oleh faktor bahwa lawannya adalah seorang “ekstremis”, yang akan kesulitan untuk meraih dukungan dari pemilih mainstream beraliran sosialis dan konservatif.
Tetapi, sejumlah pengamat politik menilai, masih tingginya jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan.
BACA JUGA: Menunggak Tagihan Kartu Kredit, Wanita Ini Diancam akan Diperkosa Supervisor Bank
Lalu, ada kemungkinan banyak pemilih yang sebelumnya memilih tidak menggunakan hak suara, bakal berpotensi menghadirkan kejutan berupa kemenangan Le Pen.
Kemenangan di bawah 55 persen dinilai berpotensi akan menggoyahkan legitimasi Macron, walaupun dia terpilih menjadi presiden.