Ledakan di Kampung Melayu

MUI: Bom Bunuh Diri Tidak Sesuai dengan Ajaran Agama

Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH. Cholil Nafis, Lc., Ph D, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PB NU.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan bom bunuh diri tidak dapat dibenarkan dari segi aspek apapun dan manapun.

Demikian ditegaskan Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis kepada seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (25/4/2017).

Peristiwa Bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam, menewaskan lima korban jiwa dan banyak yang luka-luka.

"Seseorang yang menghancurkan diri sendiri untuk menegakkan kebenaran atau ingin mendapat balasan pahala adalah paham yang salah dan tak sesuai dengan ajaran agama," tegas KH Cholil Nafis.

Berdalih perjuangan dengan membunuh orang lain pada dasarnya, ia tegaskan, dia telah membunuh kemanusiaan dan menghilangkan nilai perjuangannya.

"Dilarang melukai apalagi membunuh seseorang tanpa dosa meskipun dengan alasan demi perjuangan," ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, peristiwa Bom di Kampung Melayu ini tak perlu saling menyalahkan apalagi menyudutkan.

"Cukuplah peristiwa ini menjadi cambuk bagi kita semua agar mewaspadai segala bentuk terorisme di lingkungan sekitar," pesannya.

Lanjutnya, masing-masing rakyat Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan dan soliditas agar keluarga dan tetangga tidak terjangkit aksi-aksi terorisme.

Ia tegaskan, Pemerintah dan masyarakat harus bersatu padu untuk mencegah dan memberantas terorisme.

"Pemerintah harus lebih sigap tanggap dalam memberantas teror, sedangkan masyarakat harus padu dalam mencegah isme atau paham yang mengarah pada teror," ujarnya.

Tiga polisi gugur akibat ledakan bom di kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5/2017) malam.

 
"Tiga petugas gugur saat kejadian. Mereka tengah bertugas menjaga pawai obor," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, di lokasi ledakan, Kamis (25/5/2017) dini hari.

Pawai obor yang diebut Setyo itu dilakukan sekelompok masyarakat, untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Ketiga polisi tersebut, lanjut Setyo, adalah Bripda Taufan, Bripda Ridho, dan Bripda Adi Nata.

Halaman
12

Berita Terkini