Liputan Khusus Tribun Lampung

Upah Guru Honor di Bawah UMP, Sukri Jual Keripik Singkong Tiap Akhir Pekan

Penulis: Romi Rinando
Editor: Ridwan Hardiansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulyadi (48) saat melalui jalan berlumpur sebelum mengajar di SDN 2 Air Kubang, Ulu Belu, Tanggamus, yang berada di daerah terpencil, beberapa waktu lalu. Jalan tersebut telah ia lalui selama 27 tahun selama mengajar di SDN 2 Air Kubang.

Pertama, honor sebesar Rp 1,05 juta yang dibayarkan setiap tiga bulan.

Baca: Bermain Paintball, Cewek Cantik Ini Deg-degan Rebut Bendera

Baca: Sambung Bulu Mata Agar Tak Repot Dandan, Muli Lampura Ini Pilih Model Doll Eyes

Dan, Rp 900 ribu dibayarkan per semester, atau enam bulan.

"Jadi, per bulannya dapat Rp 500 ribu. Memang lebih besar dibanding yang sekarang. Tetapi karena lokasi SD-nya jauh, ya uangnya habis buat bensin motor sama makan," terang Her.

Kondisi tak kalah memprihatinkan dialami Sukri (30).

Awalnya, ia mengajar sebagai guru honorer di sebuah madrasah dengan bayaran Rp 250 ribu per bulan.

Hal itu ia lakoni setelah ia menyelesaikan pendidikan menengahnya pada 2006.

Di sela mengajar, Sukri melanjutkan pendidikannya ke jenjang sarjana dan lulus sebagai sarjana pendidikan pada 2013.

Pada 2016, ia diterima bekerja sebagai guru honor di sebuah SMK negeri di Ketapang, sebagai pengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam.

"Saat ini, saya terima honorer sekitar Rp 1,1 juta per bulan," ungkap Sukri, Jumat (24/11/2017).

Baca: Kemacetan di Bandar Lampung Terancam Semakin Parah

Baca: Aerodance, Perpaduan Aerobic dan Dance yang Digemari Milenial Lampung

Menurut Sukri, pembayaran honornya dilakukan berdasarkan penghitungan jumlah jam mengajarnya selama seminggu.

Honor per jam ditetapkan Rp 27.500.

Halaman
1234

Berita Terkini