Gara-gara Video Ini, Netizen Debat Soal Agama Isyana Sarasvati

Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vokalis dan pencipta lagu Isyana Sarasvati berpose sebelum tampil dalam acara buka bersama Guvera dan Sony Music di Graha Tirtadi, Senopati, Jakarta Selatan, Jumat (10/7/2015).

Saat ia kembali ke Indonesia, Isyana Sarasvati bahwa ia sulit berbahasa Indonesia karena sejak kecil ia banyak menghabiskan waktunya di Eropa.

Menurutnya bahasa Belanda ketika itu lebih gampang dibanding Bahasa Indonesia.

Isyana Sarasvati beragama Islam, namun waktu kecil, ia sangat takut ketika ditunjuk oleh gurunya untuk membaca Alquran.

Dan sejak kecil cita-cita Isyana adalah menjadi seorang komposer musik dan juga konduktor orkestra.

Kemudian ketika berusia 10 tahun, ia sudah mampu menyanyikan lagu ciptaanya sendiri dihadapan teman-teman sekolahnya ketika memperingati hari Ibu di sekolahnya.

Saat masuk SMA, ia sudah terbiasa mengikuti perlombaan musik.

Seperti ikut dalam kejuaraan musik se-Asia Pasifik, Isyana berhasil menjadi juara dan masuk tiga besar tingkat dunia di Jepang.

Ia juga menjadi langganan juara 1 pada kompetisi piano se Jawa Barat sebanyak 4 kali. Namun saat SMA, terkena penyakit Anoreksia yang membuat berat badannya hanya 39 kilogram.

Bakat bermusiknya yang cemerlang membuatnya mendapatkan beasiswa oleh pemerintah Singapura untuk melanjutkan pendidikannya di Nanyang Academy Of Fine Arts (NAFA) dibidang music performance saat usinya 16 tahun. Sehingga ia hanya menempuh SMA sampai kelas dua saja.

Di Nanyang Academy Of Fine Arts, ia belajar komposisi musik dan pipe organ selain itu ia juga belajar membaca notasi musik.

Baca: Inilah Cara Alami Sembuhkan Penyakit Biduran yang Sering Nongol dan Bikin Nggak Nyaman!

Saat kuliah di Singapura, ia juga sempat menjadi guru musik untuk mengisi waktu luangnya dan menambah uang sakunya selama di Singapura selain itu ia juga sempat menjadi penyanyi opera disana.

Bahkan ketika berumur 18 tahun, ia tampil memukau di depan publik Singapura dalam perhelatan bergensi Asia Pasific Festival pada tahun 2011.

Kemudian pada tahun 2013, ia berhasil memperoleh predikat cum laude dengan gelar diploma.

Karena prestasinya yang cemerlang di Singapura, ia kemudian mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di Inggris tepatnya di Royal College of Music, Britania Raya dan berhasil lulus dengan predikat cum laude dari kampusnya tersebut.

Keampuan dalam bermusik inilah yang kemudian membuat Sony Music Asia Pasific memberinya kontrak rekaman dengan persiapan perilisan album di dalam dan juga luar negeri.

Berita Terkini