Menurut Hafsah, program implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja menggunakan modul SETARA di SMP.
Modul tersebut diberikan kepada anak-anak kelas 7 dan 8.
Isi modul di antaranya adalah tentang pertemanan, bagaimana tumbuh kembang remaja, cara mengelola stres, mengahadapi masa pubertas, dan lain-lain.
Baca: Oknum LSM Diduga Memeras Kepala Pekon Diringkus Polisi
"Bahkan di modul itu juga berisi bagaimana mereka mengakses layanan apabila mereka menghadapi persoalan," jelas Hafsah ketika bersilaturahmi ke kantor Tribun beberapa waktu lalu.
Hafsah mengatakan, sebenarnya kebutuhan remaja terhadap layanan sosial itu tinggi. Akan tetapi kemauan remaja untuk mendatangi layanan kecil sekali.
Menurutnya, kalaupun ada itu adalah mereka yang menghadapi persoalan berat seperti kehamilan dan pelecehan seksual.
"Biasanya remaja yang datang itu adalah remaja yang sekolah dan rumahnya jauh. Sedangkan untuk persoalan yang ringan mereka lebih banyak mendatangi layanan online," ujarnya.(*)