Erupsi Gunung Merapi Tanpa Tanda-tanda, Lazimkah?

Editor: martin tobing
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Merapi Erupsi pada hari Jumat, 11 Mei 2018 pukul 07.40 WIB

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/05/2018) pagi. Letusan freatik sendiri menunjukkan adanya pemanasan air di bawah permukaan.

Air ini kemudian menjadi uap yang membuat tekanan dan volume uap di dalam gunung meningkat dan menyebabkan letusan yang berupa asap putih..

Meski begitu, letusan ini tak diperkirakan oleh banyak warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Alasannya adalah tidak ada tanda-tanda erupsi seperti gempa vulkanik yang mendahului fenomena ini.

Rupanya Ini menjadi tanda tanya besar bagi sebagian masyarakat.

Baca: Suami Duduk dan Menunggu di Luar Kamar Istri, Alasannya Bikin Haru

Apakah memang lazim letusan freatik Gunung Merapi meski tanpa gempa vulkanik pendahulunya?

Menurut Wiwit Suryanto, ahli geofisika dari Universitas Gadjah Mada (UGM) fenomena letusan freatik tanpa ada tanda-tanda sebelumnya pada gunung berapi merupakan hal yang lazim.

Itu karena hingga saat ini, letusan freatik pada gunung api masih sulit diidentifikasi tanda-tandanya.

"Ini berbeda dengan erupsi karena adanya pelepasan magma dari dalam gunung api, tanda-tanda fisikanya terlihat jelas, misal dengan kenaikan jumlah gempa vulkanik, deformasi (perubahan bentuk tubuh gunung), kandungan gas dan sebagainya," ungkap Wiwit kepada Kompas.com melalui pesan singkat pada Jumat (11/05/2018).

Menurut Wiwit, sebenarnya letusan freatik pada Gunung Merapi telah beberapa kali terjadi semenjak letusan besar pada 2010.

Baca: Nilai Akademis Standar, Buku Catatan Siswa SD Ini Malah Bikin Kaget Guru

Wiwit juga mencontohkan letusan freatik yang terjadi di Jepang.

"Jepang sendiri yang jauh lebih maju teknologi monitoring gunungapinya juga belum mampu melihat tanda-tanda sebelum erupsi phreatic, misal di Gunung Ontake tahun 2014 bahkan membawa puluhan korban jiwa," ujar Wiwit.

"Saya dua tahun lalu juga sempat mampir ke Gunung Hakone di Jepang yang pada 2015 meletus freatik juga hampir tidak ada tanda-tanda fisika sebelumnya (sebelum meletus freatik)," kisahnya.

Wiwit juga mengatakan, saat ini upaya mendeteksi tanda-tanda letusan freatik sedang dilakukan oleh para ahli gunung api.

"Di antaranya dengan memasang instrumen monitoring yang lebih sensitif, memanfaatkan data penginderaan jauh dari satelit, dan lainnya," kata Wiwit.

Baca: Fahri Hamzah Beberkan Empat Alasan Jokowi Bisa Gagal Nyapres

Menyoal letusan freatik sendiri, menurut Wiwit, ini sebenarnya adalah salah satu tipe erupsi gunung api.

"Hanya biasanya kalau di Indonesia erupsi merupakan istilah untuk magmatic eruption," tambah Wiwit. (*)

Berita Terkini