Panduan Salat Gerhana Bulan Total Blood Moon 28 Juli 2018

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gerhana bulan total.

Hukum Salat Gerhana Bulan

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum salat gerhana matahari atau gerhana bulan adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang ditekankan bagi setiap kaum Muslimin. Sebagian ulama menyatakan bahwa pendapat tersebut sudah menjadi ijma’ di antara mereka.

Sehingga Imam Syafi’i berkata, “Tidak boleh meninggalkan salat gerhana, baik yang bermukim maupun mereka yang sedang melakukan safar, atau siapa saja yang mampu melaksanakannya.”

Pendapat di atas berdasarkan dengan hadits dari Nabi SAW. Dari Abu Musa RA, ia berkata, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan salat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan salat sedemikian rupa.”

Nabi SAW lantas bersabda, ”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdoa dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim)

Kapan Diperintahkan untuk Salat Gerhana Bulan?

salat gerhana diperintahkan ketika melihat gerhana matahari atau gerhana bulan dengan pandangan mata secara langsung (rukyah). Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:

فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا، فَصَلُّوْا، وَادْعُوا اللهَ حَتَى يَكْشِفَ مَا بِكُمْ

“Maka apabila kalian melihatnya, maka lakukanlah solat dan berdoalah kepada Allah sampai hal yang menakutkan itu hilang.” (HR. Muslim)

Sehingga ketika keadaan cuaca mendung dan gerhananya tidak dapat terlihat dengan kasat mata, maka tidak diperintahkan untuk salat.

Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan, “Suatu hal yang mungkin Allah menyembunyikan penglihatan gerhana pada satu daerah, lalu menampakkannya pada daerah lain. Ada hikmah di balik itu semua".

Lalu jika seseorang tidak mengetahui adanya gerhana kecuali setelah peristiwa itu berlalu, maka ia juga tidak perlu melaksanakan salat. Karena perintah tersebut sangat terikat dengan waktu terlihatnya gerhana. Apabila gerhananya berlalu maka tidak ada lagi perintah salat.

Kemudian salat gerhana boleh dilakukan pada saat waktu-waktu yang dilarang mengerjakan salat. Karena ia merupakan salat yang memiliki sebab. Walaupun sebagian ulama memiliki pendapat yang berbeda tentang hal itu.

Cara Salat Gerhana Bulan Sama dengan Salat Gerhana Matahari

Cara salat Gerhana Matahari dilakukan sama seperti salat gerhana bulan. Dalilnya adalah sabda Nabi SAW:

Halaman
1234

Berita Terkini