"Dia memperlihatkan kartu atau dia diperiksa?" tanya Karni lagi.
"Enggak-enggak di-sweeping, kemarin dia memperlihatkan kartu untuk diposting di depan stadion, ada dipostingan dia juga ada, kartu Jak-nya dilihatin dan difoto, dan dia memperlihatkan di tempat ramai gitu, jadi banyak orang yang lihat," bantah Heru.
Ketua Umum The Jakmania, Ferry Indra Syarief mengatakan, saat ini damai bagi kedua belah pihak sangat sulit walaupun memungkinkan.
Hal ini diungkapkan Ferry saat menjadi narasumber pada acara Indonesia Lawyers Club, Tv One, Selasa (25/9/2018).
Ferry mengatakan sebelum mendamaikan kedua belah pihak yang diketahui tidak harmonis ini, perlu ada upaya-upaya dahulu.
"Kita jangan dibicara damai dulu, kalau kita bicara damai kita dapat protes ribuan anggota yang lainnya.
Terutama yang diperbatasan paling panas.
Jadi kita jangan bicara damai, upaya pertama kampanye kebencian dulu deh, hilangkan ujaran kebencian, rasis lagu, kaos, spanduk yang mengandung kebencian," ujar Ferry.
Ia juga bercerita awal mula permusuhan antara kedua suporter itu bermula.
"Kebencian itu cuma generasi saya, karena waktu itu saya bersama hampir seribu orang tidak diterima di stadion, dan tidak ada simpatik, lama-lama semua generasi the jak ikut-ikutan, akhirnya kebencian itu mengular makin lama makin besar," tambahnya.
Ferry juga mengatakan saat ini ia telah berupaya mengakampanyekan ujaran anti kebencian untuk par asuporter The Jakmania.
"Dua tahun ini saya kampanye anti lagu rasis, hate speech, kita kerjasama kan itu yang dikatakan pihak kepolisian untuk menghentikan hate speech.
Sehingga kita selalu berusaha aman nyaman walaupun banyak mendapat protes.
Tapi tolong kalau memang mau hilangkan ini tidak mungkin, mungkin bisa asal semua mau kerja," tambahnya.
"Sekali lagi untuk mohon maaf untuk Viking saya mohon maaf," ujar Ferry.
Pada penutup sesi bicara dirinya, ia mengatakan jika kerusuhan antar suporter ini bisa diakhiri dengan kampanye yang lebih gencar.