Tri beralasan jarang bertemu NB dan NA, sehingga lupa dan hanya ingat selintas nama keduanya.
Ibu di Malaysia
Tri menceritakan, dua keponakannya itu hidup di Bandar Lampung bersama dua saudara lainnya.
Ia mengungkapkan, ayah dan ibu dua keponakannya telah bercerai.
Sang ibu, tutur Tri, merantau ke Malaysia untuk bekerja sebagai tenaga kerja wanita.
"Mereka ini kurang perhatian. Hanya hidup empat kakak beradik, walaupun ibunya kirim uang Rp 500 ribu setiap bulan," tutur Tri.
"Ada kakak laki-laki yang ngurusi mereka. Orangtua mereka sudah lama pisah. Ibunya ke Malaysia jadi TKW setelah Lebaran Haji kemarin," sambungnya.
Karena kurangnya perhatian, jelas Tri, ia bermaksud mengajak dua keponakannya pulang ke Way Kanan. Tri pun menyesalkan ada wali murid yang menyangka mereka ingin menculik anak.
Baca: Tak Hanya 8 Anggota DPRD Kalteng yang Kena OTT KPK, Ada 6 Lagi dari Swasta
"Saya orang sini (Jalan RA Basyid, Labuhan Dalam). Dua bibi yang lain (Sri dan Lia) dari semalam tiba di Bandar Lampung," kata Tri yang mengaku kerabat NB dan NA dari pihak ibu.
Hoaks
Kapolsek Kedaton Komisaris Anung Handayanta memastikan tiga perempuan tersebut memang bibi dari dua siswi MI Ismaria Alquraniyah.
Ketiganya, ungkap dia, menjemput dua keponakan mereka pada pagi sekitar pukul 08.30 WIB.
"Mereka ini memang dari Way Kanan. Datang semalam (Kamis, 25/10, malam), mau jemput dua anak itu. Wali murid lainnya heboh, menduga ada penculikan. Tapi, itu tidak benar (hoaks)," ujarnya di polsek.
Anung juga membenarkan dua siswi berinisial NB dan NA ini tinggal bersama dua saudaranya di Bandar Lampung.
Selain memiliki seorang kakak, jelas Anung, keduanya memiliki seorang adik yang berumur dua tahun.