"Saya kan baca di Google, katanya penampilan bisa bikin orang tertarik. Nah makanya, saya coba pakai baju rapi, siapa tahu jadi lebih banyak orang yang beli," kata Hikam.
Baca: Kisah PSK Jalanan di Jakarta, Ada yang Berusia 52 Tahun hingga Layani Pelanggan di Balik Gerobak
Empat bulan pertama ia berjualan keliling dengan motor, Hikam memakai kemeja, celana panjang, dan dasi.
Benar saja, banyak pembeli yang tertarik untuk membeli tahu kejunya.
Setelah itu, Hikam menabung keuntungannya untuk membeli sepatu pantofel, jas dan kemeja, serta dasi baru.
Sejak punya jas, Hikam selalu berjualan dengan 'seragam' profesionalnya itu.
Hikam bahkan punya pin nama yang ia pasang di jas laiknya pegawai kantoran.
"Respons ibu-ibu banyak yang bilang 'Wah ganteng ya tukang tahunya... mirip direktur' gitu," lanjutnya.
Karena banyak pembeli ingin minta foto bareng, Hikam menjadikannya ajang promosi.
"Saya bilang, kalau beli tahu bisa bonus foto bareng. Dari situ rame, terus pada beli tahu. Foto-foto selfie juga."
Meski begitu, ada pula yang memberi respons negatif dan menganggapnya sok bergaya serta berlebihan.
Hikam tidak ambil pusing karena dia melakukan pekerjaan halal.
Ia juga mengaku tidak gengsi.
"Ada respons negatif, biarkan saja. Tidak apa-apa, yang penting saya usaha tidak gengsi. Tidak makan sama orang yang mengejek saya juga," kata Hikam.
Taktik pemasaran Hikam terbukti sukses.
Jika dulu dia hanya bisa menjual paling banyak 70 bungkus tahu, omzetnya sekarang naik dua kali lipat.