Bukan Cuma Soal Gaji, Sebelum Kecelakaan Pramugari Sempat Curhat Tak Kuat Lagi Kerja di Lion Air

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Youtube Shley Che - Trianingsih, pramugari korban Lion Air JT 610

Laura Lazarus mengalami kecelakaan pesawat parah di Solo pada November 2004.

Musibah itu adalah kecelakaan pesawat kedua kali yang dialami Laura.

Kecelakaan pesawat pertama yang ia alami terjadi di Palembang pada Juli 2004.

Saat kecelakaan di Palembang, pesawat keluar dari landasan pacu.

Roda depan pesawat terbenam di lumpur.

Laura menumpangi pesawat serupa, dengan nomor seri yang sama, saat mengalami kecelakaan di Solo, pada November 2004.

Baca: Pernah Alami 2 Kali Kecelakaan Bersama Lion Air, Mantan Pramugari Laura Lazarus Ungkap Kekecewaan

Dalam kecelakaan kedua itu, ia mengalami luka parah.

"Sebagian muka saya hancur dan tulang pipi saya remuk," kata Laura Lazarus.

 

Laura Lazarus harus menjalani lebih dari 19 kali operasi, untuk memulihkan kondisinya agar kembali seperti semula.

"Saat itu tangan saya copot, pinggang patah, kaki patah, betis hilang setengah bagian," kata Laura Lazarus.

Laura Lazarus kini berjalan menggunakan tongkat.

Laura Lazarus sempat dirawat di rumah sakit selama delapan bulan pasca kecelakaan.

Hingga 2017, ia masih menjalani operasi di bagian kaki.

Laura Lazarus mengatakan, Lion Air hanya menanggung biaya pengobatan di awal kecelakaan.

 

"Lion Air itu menanggung (biaya perawatan) pada awal ketika kejadian kecelakaan, delapan bulan awal dia (Lion Air) tanggung. Pokoknya dia sudah lepas sejak tahun 2007, nggak ada lagi pertanggungjawaban," jelas Laura Lazarus.

Laura mengalami kecelakaan pada usia 19 tahun.

Gaji pokoknya berhenti dikirim pada tahun 2006.

Baca: Dua Minggu Lagi Nikah, Dokter Calon Suami Intan Jadi Korban Jatuhnya Lion Air JT 610

Tahun 2007, ia mengaku tidak mendapat kabar dari pihak Lion Air.

"Tahun 2008, saya coba nyamperin tapi nggak ada kabar (dari Lion Air)," kata Laura Lazarus.

Saat itu, Laura Lazarus mengalami kebingungan.

Sebab sebagai anak muda berusia 19 tahun, ia bertindak sebagai tulang punggung keluarga.

Karena itulah, ia mencari cara memperjuangkan kehidupan dan menanyakan kepada pihak Lion Air.

Pada suatu titik, ia merasa dikecewakan.

"Pada suatu titik saya berpikir 'oh mungkin pertanggungjawaban mereka sampai segini'. Tapi paling tidak bisalah memberi pemberitahuan atau diberi surat 'terima kasih atas apa yang telah kamu lakukan.' Tapi ya kembali lagi, mungkin mereka sibuk," ucap Laura Lazarus.

instagram.com/lauralazarus
Kini, Laura sudah menjadi pendiri sebuah penerbitan buku bernama Growing Publishing.
Ia pun ingin membangun Indonesia melalui pendidikan.

Ditanya apakah ia merasa kecewa pada maskapai yang pernah menjadi tempatnya bekerja itu, Laura mengaku ia memang pernah kecewa.

Baca: Lion Air Ternyata Sudah Kena Sanksi Atas Insiden Pesawat Jatuh, Sanksi Lain Menunggu KNKT

Namun kini, ia mengaku sudah biasa saja.

"Kalau saya simpan terus kekecewaan ini, ini malah membunuh saya," tegas Laura Lazarus.

Berita Terkini