“Kalau daerah yang terkenda dampak sepanjang pesisir pantai, mulai dari Maja, Karet, Ketang, dan Merak Belantung,” ujar Erdi.
• UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Panik Saat Mengungsi, Yuli Tak Tahu Keberadaan Anaknya
Menurut dirinya, korban meninggal atau pun luka-luka mungkin saja masih bisa bertambah.
Mengingat proses pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim Basarnas dan tim gabungan.
Seperti diketahui, gelombang tinggi menghantam kawasan pesisir Lampung Selatan pada Sabtu malam sekitar pukul 21.15 WIB.
Akibat hantaman gelombang tinggi ini, sebagian wilayah kawasan pesisir pun porak-poranda.
Sebelumnya BPBD Lampung Selatan menjelaskan, terdata 7 orang korban meninggal akibat tsunami yang menerjang kawasan pesisir Lampung Selatan pada Sabtu malam.
“Sampai dengan pukul 05.00 WIB dari laporan yang masuk ada 7 korban meninggal dunia,” kata Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Lampung Selatan Afendi.
Sedangkan untuk korban luka-luka tercatat sampai pagi ini ada 95 orang.
Korban meninggal di antaranya ada yang terbawa arus gelombang dan yang terkena reruntuhan bangunan yang roboh terhantam gelombang.
“Jumlah korban ini masih mungkin bertambah. Karena kita masih melakukan pencarian korban bersama dengan tim gabungan,” terang Afendi.
Menurut Afendi, untuk daerah yang terkena dampak paling parah ada di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa, seperti di Kunjir.
Untuk di Kalianda ada di kawasan PPI Bom dan di Sidomulyo di daerah Suak.
“Hari ini selain masih melakukan pencaharian korban, kita juga menyiapkan untuk penanggulangan bencana. Menyiapkan untuk kebutuhan dasar masyarakat yang terkena bencana,” kata Afendi.
Penyebab Tsunami
Tsunami menerjang kawasan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) hingga menelan korban jiwa dan merusak bangunan.
Apa penyebabnya?
Ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menduga bahwa tsunami dengan ketinggian tertinggi 0,9 meter ini disebabkan oleh erupsi Gunung Anak Krakatau yang pada Sabtu bererupsi hingga 4 kali, terakhir pada pukul 21.03 WIB.
Erupsi gunung api itu diduga menyebabkan guguran material yang jatuh ke lautan dan akhirnya mengakibatkan gelombang tinggi.
Menurut BMKG, gelombang yang menerjang bisa jadi lebih tinggi dari yang terdata sebab ada beberapa wilayah di sekitar Selat Sunda yang punya morfologi teluk seperti di Palu.
Sementera itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat, sebanyak 43 rumah dan 9 hotel mengalami kerusakan berat akibat tsunami yang melanda wilayah pantai di sekitar kawasan Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018).
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kerusakan bangunan sebagian besar terjadi di sejumlah kawasan pemukiman dan wisata di lima wilayah pantai.
"Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12/2018) pagi.
Sementara itu, data secara umum, sebanyak 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka dan dua orang hilang.
Data itu merupakan data terkini BNPB pada Minggu hingga pukul 04.30 WIB.
"Dari 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan 2 orang hilang terdapat di 3 wilayah yaitu di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang," kata Sutopo.
Di Kabupaten Pandeglang daerah yang terdampak terdapat di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur.
Data sementara di wilayah tersebut tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka.
Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat tiga orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.
Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka, dan dua orang hilang.
"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan," ungkapnya.
Sebelumnya BMKG menyatakan bahwa gelombang yang menerjang sejumlah wilayah di kawasan sekitar Selat Sunda itu merupakan tsunami.
BMKG menyampaikan kesimpulan tersebut setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian tsunami, yaitu Sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB. (*)