Fakta Seputar Dokter Terawan yang Merawat Ani Yudhoyono di Singapura

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Terawan Agus Putranto - Fakta Seputar Dokter Terawan yang Merawat Ani Yudhoyono di Singapura

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Presiden Jokowi yang telah mengirim dokter kepresidenan untuk merawat ibu Ani Yudhoyono di Singapura.

Dia adalah Dokter Kepresidenan Terawan Agus Putranto.

Demikian dikatakan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

"Saya kemarin sudah ketemu Dr Terawan, Kepala RSPAD, beliau langsung berangkat kemarin siang ke Singapura,"ucap Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan saat ditemui wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Dilansir dari Grid.ID, berikut  fakta seputar dokter kepresidenan sekaligus Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Terawan Agus Putranto.

Dari Kumpulan Jenderal Hingga Elite Nasional Pernah Terapi Cuci Otak dr Terawan, Begini Pengakuannya

Seberapa Amankah Terapi Cuci Otak Ala dr Terawan? Bagaimana Risikonya?

Ini Alasan IDI Memberhentikan Dokter Cuci Otak dr Terawan Agus Putranto

1. Terkenal dengan metode 'cuci otak'

Terawan Agus Putranto (cek and ricek)

 

Nama dokter Terawan pernah jadi pemberitaan karena dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".

Hal ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie menyerukan upaya penyelamatan dokter Teriawan di akun Instagramnya.

Abrizal Bakrie mengungkap metode yang digunakan dokter Terawan sudah menolong dan terbukti mampu mencegah maupun mengobati ribuan penderita stroke.

Hal itulah yang kemudian membuat nama dokter Teriawan kemudian menjadi trending topik di Google.

2. Sembuhkan 40 Ribu Orang

Kemampuan dokter Teriawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi.

Meski begitu, metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Dilansir dari laman warta kota, dokter Teriawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.

"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya.

Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti keampuhan metode yang diterapkannya itu.

Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).

Halaman
1234

Berita Terkini