Gunung Anak Krakatau

Update Gunung Anak Krakatau, Kini Memiliki Kawah Berdiameter 400 Meter

Penulis: Dedi Sutomo
Editor: Daniel Tri Hardanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Gunung Anak Krakatau saat ini, munculnya air laut berwarna oranye di sekitar pantai.

Update Gunung Anak Krakatau, Kini Memiliki Kawah Berdiameter 400 Meter

Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Badan Geologi, Pusat Vulkanologi Migitasi Bencana Geologi Kementerian ESDP kembali memasang alat seismometer di Gunung Anak Krakatau (GAK). Pemasangan alat seismometer ini dilakukan pada Senin (18/2) lalu.

Andi Suardi, kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, mengatakan, seismometer dipasang pada Senin, 18 Februari 2019 lalu.

Pemasangan seismometer di Gunung Anak Krakatau ini merupakan yang pertama pasca terjadinya erupsi besar pada 22 Desember 2018 silam.

Setelah Air Laut Berwarna Oranye, Begini Kondisi Terkini Gunung Anak Krakatau

Alat seismometer yang dipasang tersambung ke Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Pasaurang, Banten.

Namun, data digitalnya juga akan terkirim ke Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran.

“Kemarin tim turun untuk memasang alat seismometer di Gunung Anak Krakatau. Alat ini ditempatkan di sisi utara badan gunung,” terang Andi, Kamis, 21 Februari 2019.

Menurut Andi, secara kondisi fisik, Gunung Anak Krakatau sudah mengalami banyak perubahan.

Selain ketinggian badan gunung yang kini tinggal 110 mdpl, gunung api yang berada di Selat Sunda itu memiliki kawah dengan diameter sekitar 400 meter.

Asap hitam menyembur saat terjadi letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Banten, Senin (10/12/2018). Berdasarkan data yang terekam di Pos Pengamatan GAK di Pasauran, Serang, sejak Jumat (7/12) hingga Minggu (9/12) GAK mengeluarkan 204 letusan awan hitam setinggi 150-300 meter dengan durasi 31-72 detik diiringi 22 kali gempa vulkanik sehingga statusnya masih pada level wasada. (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)

Dengan telah dipasangnya alat seismometer di badan Gunung Anak Krakatau, pemantauan terhadap aktivitas gunung api yang kembali muncul di bekas kaldera induknya yang meletus pada 1883 silam itu bisa dilakukan lebih jauh.

Pasca mengalami peningkatan status pada pertengahan tahun 2018 lalu, seismometer yang ada di badan Gunung Anak Krakatau rusak akibat terkena material lava pijar yang terus-menerus muncul.

“Kalau untuk yang terkoneksi dengan Pos Pantau Hargo Pancuran masih belum dipasang kembali. Mungkin ke depan juga akan dipasang kembali,” kata Andi.

Selain seismograf, pemantauan Gunung Anak Krakatau juga dilakukan melalui alat yang terpasang di Pulau Sertung.

Pulau ini adalah salah satu pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau yang merupakan dinding kaldera dari Gunung Krakatau purba.

Mobil Terpapar Abu Vulkanik Gunung Anak Krakatau? Lakukan Langkah-langkah Berikut

Halaman
123

Berita Terkini