"Jadi RS itu baru pulang 20 hari yang lalu dari Palu," ungkapnya, Minggu 10 Maret 2019.
Lanjut Saiung, selama dua puluh hari setelah dari Palu, RS tidak pernah keluar rumah.
"Awalnya sih sering keluar ke masjid, tapi setelah dari Palu dirumah saja," sebutnya.
Tak hanya itu, kata Saiung, sebelum ke Palu RS sempat satu bulan merantau di Serang Banten.
"Itu adiknya yang masih SD diajak langlang buana ke mana-mana, katanya ke Serang Banten," ucapnya.
"Di Banten itu kira-kira sebulan, baru ke Palu," tambahnya.
Beber Saiung, RS pulang setelah ia mimpi bersimpuh di kaki ibunya.
"Alasan pulang mimpi nyium kaki maknya, pulang kesini gak ada ongkos akhirnya jual HP," jelasnya.
• Pak RT Didatangi Dua Orang Sebelum Penangkapan Terduga Teroris di Bandar Lampung
Kepergian RS ke Palu, Saiung mengaku tidak tahu karena keluarga juga tidak diceritakan.
"Mungkin ada jaringan, mungkin, tapi dia gak pernah cerita sama keluarga," tandasnya.
Teriak Penghianat
Saat sebelum dibawa oleh Polisi, terduga teroris berinisial RS alias PS saat diamankan Polisi sempat berteriak penghianat.
Saiung Siswomulyono ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya Kecamatan Kedaton mengatakan umpatan ini muncul saat RS hendak diamankan Polisi.
"Kalau gak salah sehabis isyak, dia (RS) dibawa oleh polisi," ungkapnya, Minggu 10 Maret
"Dia gak ngamuk, tapi nanya getak kasar, bilang gini, 'siapa yang ngelaporin saya, penghianat!" seru Saiung menirukan suara RS.