Lanjutnya, setelah RS dibawa Polisi tidak langsung pergi.
"Ada bomnya, jadi ada juga tim Gegena, untuk gak meledak disini, jadi apa kalau meledak kampung ini," ucapnya sembari mengecek tandon air kampung.
Saiung pun mengaku yang membawa RS menggunakan baju serba hitam dan senjata laras panjang rupa tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror.
"Yang bawa RS itu pakai baju ketat, pakai penutup wajah helm serba hitam," katanya.
Beber Saiung, Bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.
"Jadi bomnya itu ketemu gak lama setelah gegana datang, ditaruh diatas genteng tetangga, kebetulan posisi rumah didepan halaman rumahnya, kan rumah tetangganya dibawanya rumahnya," jelasnya.
Saiung mengatakan, bom baru dibawa sekitar pukul empat pagi subuh tadi.
"Saya gak tahu bentuknya seperti apa, hanya ada tas warna hitam biasa satu," tandasnya.
Didatangi dua orang
Dua orang petugas datangi Pak RT, sebelum terduga teroris berinisial RS alias PS diamankan Polisi.
Saiung Siswomulyono ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya Kecamatan Kedaton, mengatakan penangkapan warganya RS alias PS atas dugaan terorisme terjadi sekitar pukul 17.00 wib, Sabtu 9 Maret 2019.
"Kalau dibawanya sesudah isyak, nangkapnya sore," ungkapnya, Minggu 10 Maret 2019.
"Yang nangkap Polsek Poltabes dan Polda, lengkap semua, dan dikawal sama Gegena," imbuhnya.
Kata Saiung, sebelum penangkapan ada dua orang yang diduga petugas polisi berpakaian preman datang ke rumahnya.
"Jadi dua orang itu datang menanyakan rumah pak Bruno, kemudian ngobrol," katanya.