Radin Inten II Menjadi Bandara Internasional, Gubernur Ridho Ungkap Kekhawatirannya
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID BANDAR LAMPUNG - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengungkapkan kekhawatiran setelah Bandara Radin Inten II resmi menyandang status menjadi bandara internasional.
Ridho tak mau Bandara Radin Inten II menjadi pintu masuk bagi para bandar narkoba.
Ia pun secara tegas meminta PT Angkasa Pura II mencegah masuknya narkoba melalui jalur udara.
Permintaan tersebut diungkapkan Ridho dalam pertemuan dengan Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin di ruang kerja gubernur, Senin, 25 Maret 2019 sore.
Rencananya, pengelolaan Bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan berpindah dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II pada April 2019.
"Satu yang harus saya tekankan adalah jangan sampai ada narkoba yang masuk lewat bandara. Saya tidak mau Lampung menjadi tempat peredaran narkoba, terlebih masuk dari jalur udara," tegas Ridho.
Permintaan Ridho tersebut bukan tanpa dasar.
Menurut suami Aprilani Yustin ini, Radin Inten II yang baru saja naik status menjadi bandara internasional sangat rentan disusupi bandar-bandar narkoba luar negeri.
• Pengelolaan Bandara Radin Inten II Beralih ke PT Angkasa Pura II Mulai April
• Detik-detik Presiden Jokowi Resmikan Tol Lampung dan Terminal Bandara Radin Inten II
"Bandar besar itu kebanyakan menyasar pintu masuk yang seperti ini. Artinya, bandara baru saja naik status internasional, personel masih kurang, pengawasan, mungkin, masih agak lengah," tutur Ridho.
Berdasarkan informasi yang diterima Ridho kepolisian, ada sejumlah bandara internasional di Indonesia yang tangkapan narkobanya meningkat ketika status bandaranya berubah.
"Ada itu. Ketika belum internasional, tangkapan narkoba hanya hitungan gram, 3 atau 5 gram. Begitu (naik status) internasional, temuan (narkoba) menjadi hitungan kilogram. Ini kan mengerikan," papar Ridho.
Awaluddin pun menanggapi permintaan tegas Ridho tersebut.
Menurut Awaluddin, ia dan jajarannya dibantu juga oleh pihak keamanan, dalam hal ini TNI dan Polri, akan menjaga pintu masuk Lampung yang melalui jalur udara agar tidak disusupi bandar narkoba.
"Pasti itu, Pak Gubernur. Standar keamanan bandara, apalagi yang sudah internasional, kan tidak bisa main-main. Mudah-mudahan nanti (setelah pindah pengelolaan), dengan bantuan semua pihak, tidak ada narkoba yang masuk dari bandara," ucap Awaluddin.