Namun sebelum taruhan disepakati, berapa nominal yang menjadi bagian dari sang joki.
"Kalau pas uang taruhannya dari tim, aku biasanya dapat jatah 20 persen sebagai jokinya. Sisanya dibagi rata semua tim atau kadang ada juga yang dibelikan alat untuk bersiap balapan selanjutnya," cerita dia.
Sama seperti Di, In mengaku sudah beberapa kali menang. Ia pun menceritakan, setiap pembalap itu mengikuti tiga kali balapan.
Ketika sudah menang dua kali lintasan, maka dialah pemenang. Jika imbang, maka harus diuji sekali lagi.
"Kadang harus dihadapkan dengan maut hobi kami ini. Tapi mau gimana lagi kita kan nyalurin hobi saja meski tidak ada fasilitas resminya," kata pria yang biasa menggarap motornya di daerah Campang Raya ini.
Jatuh dan terluka sudah menjadi "makanan" sehari-hari In.
Namun ia mengaku, selalu berhati- hati saat turun di lintasan liar ini.
Motor yang kerap dipakainya untuk balapan yakni Yamaha Mio yang telah diriset oleh mekanik.
Namun, terkadang jenis motor ini disepakati antar para pembalap yang akan turun taruhan.
"Misal, lawan kita mau pakai motor jenis apa dan cc berapa. Jadi kita pakai motor itu," jelasnya lagi.
Ip (19) yang juga joki balapan liar mengaku sudah turun balapan sejak 2016.
Awalnya, ia sering jatuh, terluka dan pernah dibawa ke rumah sakit.
Namun hal itu tidak membuatnya kapok untuk terus turun di lintasan liar.
Ia mengaku senang mengikuti balapan liar, karena ada sensasi di sana.
Selain itu, ada taruhan yang membuat para pembalap liar semangat membetot motornya di lintasan.