TRIBUNLAMPUNG.CO,ID - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan, aparat keamanan tidak akan memberi toleransi atas tindakan yang mengganggu ketertiban masyarakat dalam menyikapi Pemilu 2019.
TNI dan Polri akan menjaga stabilitas keamanan hingga berakhirnya seluruh tahapan pemilu 2019.
Hal itu disampaikan Panglima TNI dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
"Kami tidak akan mentolerir dan menindak tegas semua upaya yang akan menggangu ketertiban masyarakat serta aksi-aksi inkonstitusional yang merusak proses demokrasi," kata Panglima TNI.
Dalam jumpa pers tersebut, Panglima TNI didampingi Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian dan para pejabat TNI-Polri.
Panglima TNI juga berterima kasih kepada seluruh prajurit TNI-Polri dan semua pihak yang bekerja sama dalam penyelenggaran Pemilu Serentak, Rabu (17/4/2019).
Akhirnya, pemilu berjalan aman, damai, dan lancar. "NKRI" ucap Panglima TNI.
"Harga mati," jawab para pejabat TNI-Polri.
Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, penyelenggaran Pemilu 2019 berjalan sukses.
Menurut Kapolri, Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang digelar secara serentak, Rabu (17/4/2019), berjalan aman, damai, dan lancar.
"Salah satu pemilihan terbesar di dunia dilaksanakan dalam satu hari dan itu kita laksanakan sukses," kata Kapolri saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (18/4/2019).
Hadir dalam jumpa pers tersebut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi para pejabat TNI-Polri.
Kapolri mengatakan, Pemilu berjalan sukses karena kerja sama semua pihak, baik penyelenggara pemilu, aparat keamanan, hingga rakyat.
• Kesulitan Berjalan, Bripka Alex Gendong Kakek Harsono yang Tertatih Saat Menuju TPS di Way Tuba
• Warga Bandar Lampung Belum Manfaatkan Bank Sampah CSR PT Pegadaian ke Pemkot. Ternyata Ini Alasannya
• Sidang Lanjutan Kasus Suap Proyek Mesuji Hadirkan 3 Saksi. Nurmala Ngaku Uang Untuk Bayar Material
Menurut Kapolri, tidak ada kejadian besar selama pemilu berlangsung.
Menurut dia, hanya ada tiga kasus kecil saat pemungutan suara di tingkat lokal.
Pertama, kata Kapolri, kasus penganiayaan ketua KPPS di Sumatera Selatan oleh anggota linmas yang berjaga.
Keributan karena rebutan kunci kotak suara. Kedua, kasus di Sampang, Madura, karena rebutan mandat saksi salah satu parpol.
Ketiga, kasus dibawanya satu kotak suara di Sampang. Motifnya uang.
"Semua sudah kita tangani," kata Kapolri.
Meski demikian, Kapolri mengaku, ada sejumlah masalah lain seperti surat suara rusak dan tertukar hingga logistik yang belum sampai ke TPS.
Ia memberi contoh masalah Pemilu di Banggai, Sulawesi Tengah, karena terdampak gempa.
Kemudian beberapa wilayah di Papua yang belum menerima logistik.
"Problem paling utama cuaca, semua tergantung kepada penerbangan," kata Kapolri.
(Kompas.com)