Kode Keras Dukungan Partai Demokrat ke Koalisi Jokowi

Penulis: Noval Andriansyah
Editor: Heribertus Sulis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Isi Pembicaraan AHY-Ibas dengan Jokowi dalam Pertemuaan 15 Menit

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sinyal keluarnya Partai Demokrat dari koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) untuk kemudian merapat ke Joko Widodo-Maruf Amin (Jokowi-Amin) semakin menguat.

Dugaan tersebut muncul setelah pertemuan dua putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), dengan Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri, pada lebaran pertama, Rabu 5 Juni 2019.

Menurut pengamat politik dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten Leo Agustino pertemuan kedua putra SBY tersebut menjadi "kode keras" partai belambang Mercy tersebut merapat ke Jokowi-Amin.

"Dalam konteks politik, ini pertanda atau “kode keras” semakin kuatnya sinyal beralihnya dukungan Partai Demokrat ke koalisi petahana," ujar Leo Agustino seperti dilansir Tribunnews.com, Minggu 9 Juni 2019.

Menurut Leo Agustino, peralihan dukungan itu terlihat dari rekonsiliasi hubungan SBY dengan Megawati, di balik kunjungan silaturahmi AHY dan Ibas.

Presiden Jokowi menerima kehadiran ?dua putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) Rabu 5 Juni 2019 siang untuk berlebaran. (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

"Bentuk rekonsiliasi, terutama antara SBY dan Megawati, di mana hubungan personal keduanya pernah renggang dan bahkan konfliktual," jelas Leo Agustino.

Sebenarnya, pasca kedatangan Megawati di TMP Kalibata kelihatannya keduanya sudah mulai melupakan masalah tersebut.

"Dan hubungan tersebut semakin dipererat dengan kedatangan AHY dan Ibas untuk bersilaturahmi ke Presiden ke-5 Republik Indonesia," tegasnya.

Politisi Demokrat Minta Jokowi dan Prabowo Bubarkan Koalisi Parpol di Pilpres 2019

Kesal Prabowo Singgung Pilihan Ani Yudhoyono di Pilpres, SBY: Please, Saya Mohon

"Walaupun sebenarnya tanda-tanda peralihan dukungan Demokrat ke pemerintah sudah terlihat sejak masa kampanye dulu, di mana instruksi DPP Demokrat untuk mendukung presiden sesuai hati nurani mereka, bukan menginstruksikan mendukung pasangan Prabowo-Sandi," tambahnya.

Di sisi lain, imbuh Leo, “ketidakelokan” ucapan Prabowo manakala melakukan takziah ke Cikeas semakin memperkuat keteguhan hati SBY untuk “mencabut” dukungannya pada pasangan Prabowo-Sandi.

Belum lagi jika melihat cuitan Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, menyebut partainya kini berhak menentukan arah politiknya.

Hal itu menyusul kekalahan pasangan calon yang didukung pada gelaran Pilpres 2019, yakni Prabowo-Sandi.

"Pileg dan Pilpres sudah selesai, KPU sudah menyatakan 01 menang, kini tinggal menunggu putusan MK. Partai Demokrat bukan anak buah koalisi, karena bukan fusi.

Sehingga apa yang menjadi arah politik Partai Demokrat sepenuhnya hak kami. Demikian," tulis Andi Arief melalui akun Twitternya, @AndiArief_.

Penjelasan Demokrat

Kunjungan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) merupakan silaturahmi balasan dan ucapkan terimakasih ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Demikian disampaikan Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean terkait kunjungan AHY dan Ibas ke Jokowi dan Megawati saat lebaran pertama Idul Fitri, Rabu 5 Juni 2019.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean (tribunnews)

"Kunjungan silaturahmi balasan dan kunjungan silaturahmi ucapan terimakasih atas apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi sebagai presiden saat pemulangan jenazah ibu Ani Yudhoyono dari Singapura hingga pemakaman yang cukup baik."

"Dan terimakasih atas kehadiran ibu Mega saat pemakaman ibu Ani," ucap Ferdinand Hutahaean.

Dia menegaskan, inilah tata krama dan etika yang ditunjukkan oleh AHY dan Ibas.

Mereka menghargai perbuatan baik.

Tentu ini adalah pertanda baik, imbuh dia, bagi silaturahmi politik elit bangsa.

"Kedepan tentu akan semakin baik lagi, karena DNA politik partai demokrat adalah tidak ada musuh dalam politik tapi hanya ada kontestasi demokrasi dan setelah itu kita membangun bangsa bersama sama," tegas Ferdinand Hutahaean.

Pertanda Makin Cairnya Hubungan SBY dan Megawati

Pendiri lembaga Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menilai positif Putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), bersilaturahmi ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, pada lebaran pertama, Rabu 5 Juni 2019.

"Apa yang dilakukan dua putra SBY dengan bersilaturahmi ke Jokowi dan Megawati sangat baik," ujar Sebastian Salang.

Menurut Sebastian Salang, momentum Idul Fitri sangat tepat untuk bersilaturahmi dan bebas dari aneka penafsiran politik.

Namun demikian pesannya sangat penting.

Pertama, silaturahmi ini adalah bentuk penghormatan yang muda-muda kepada orang tua yakni Jokowi dan Megawati.

Kedua, kehadiran AHY dan Ibas tentu saja disambut dengan gembira oleh Jokowi dan Megawati.

Ini juga momentum baik bagi Jokowi dan Megawati untuk memberi motivasi dan penguatan kepada kedua putra SBY itu agar tidak larut dalam kesedihan pasca ditinggal ibunya, almarhumah Ani Yudhoyono.

Ketiga, melihat keramahan sambutan dan keakraban dalam silaturahmi tersebut, imbuh dia, sangat baik untuk keakraban putra dan putri mantan presiden dan presiden kita saat ini terus dirajut kedepannya.

Keempat, kehadiran kedua putra SBY ini akan sangat mencairkan suasana dan hubungan segitiga antara SBY, Jokowi dan Megawati yang selama ini dinilai kurang cair.

Hal senada juga disampaikan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego kepada Tribunnews.com.

Dia menilai, kunjungan AHY dan Ibas kepada Jokowi dan Megawatimenjadi pertanda makin cairnya hubungan antara Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan itu.

Dua anak SBY bersilaturahmi ke kediaman Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, Rabu 5 Juni 2019.

"Kunjungan AHY dan Ibas ke rumah Mega menjadi pertanda lebih lanjut dari makin cairnya hubungan antara Presiden RI ke 5 dan 6 yang selama ini dianggapnya menjadi penghambat rekonsiliasi," ujar Indria Samego yang juga Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini.

Dia menilai positif makin membaiknya relasi SBY dan Megawati.

Untuk itu dia menilai SBY dan Megawati terus melanjutkan terobosan strategis untuk terciptanya rekonsiliasi.

"Kedua pemimpin harus meneruskan membuat terobosan strategis," jelasnya.

Untuk itu pula Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi memuji sikap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro (Ibas).

"Alhamdulillah, bangsa ini kembali ke fitrahnya, yaitu harmoni dan gotong-royong," ujar Ketua DPP Baitul Muslimin (Bamusi) ini.

Dia menilai momentum Idul Fitri membawa berkah bagi negri ini karen para elite saling bersilaturahim.

Saling silaturahmi para elite politik ini membawa harapan besar bagi Indonesia yang damai dan toleran.

"Momentum Idul Fitri membawa berkah bagi negri ini karen para elite saling bersilaturahim. Ini membangun harapan besar bagi Indonesia yang damai dan toleran," jelasnya.

AHY dan Edhie Baskoro (Ibas) mengunjungi Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, pada lebaran pertama.

Setelah itu dua anak SBY itu mengunjungi ke kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, Rabu 5 Juni 2019.

(*) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Pengamat: Makin Kuat Sinyal Demokrat Akan Merapat ke Kubu Jokowi-Ma'ruf 

Berita Terkini