Tukang Bakso Kasih Mahar Mobil Mewah ke Calon Istri, Bahaya Mahar Bernilai Besar bagi Wanita

Penulis: Romi Rinando
Editor: Ridwan Hardiansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Tukang Bakso Kasih Mahar Mobil Mewah ke Calon Istri, Bahaya Mahar Bernilai Besar bagi Wanita.

Melalui unggahan akun @makassar_iinfo, tampak foto polwan Iin Ariska Syahrir bak putri, membawa segepok uang ratusan juta rupiah sembari tersenyum.

Dalam pemberitaan yang diterbitkan oleh Tribun Timur, Iin Ariska Syahrir dilamar oleh kekasihnya yang bernama Ihsan.

Ternyata tradisi mahar ini menjadi maaslah serius bagi Negara di India, seperti dikutif dari nakita.id. Pasalnya  Di India, pihak yang memberikan mahar dalam jumlah yang besar adalah mempelai perempuan.

Usai Kasih Mahar Rp 1,4 Miliar, Kakek Tajir Ini Diselingkuhi Mahasiswi Cantik yang Dinikahinya

Pemerintah India sampai melarang tradisi mahar pada tahun 1961 karena tradisi mahar yang dilakukan membuat program kesetaraan gender menjadi terkendala.

Berikut, beberapa dampak dari mahar yang terlalu besar bagi perempuan di India dilansir dari globalcitizen.org:

1. Banyak perempuan meninggal karena masalah mahar

Tradisi mahar yang sangat tinggi di India membuat perempuan di sana banyak yang merasa terjerat.

Dikabarkan sebanyak 8.000 perempuan India meninggal setiap tahunnya karena sistim mahar tersebut.

Beberapa kasus dilaporkan seorang perempuan meninggal karena dibunuh suami atau mertua ketika keluarganya tak kunjung melunasi hutang mahar yang diminta.

Kasus lain beberapa perempuan mengalami pelecehan oleh keluarga suami karena gagal memenuhi mahar.

Sedangkan kebanyakan kasus perempuan meninggal bunuh diri karena tertekan tidak mampu membayar uang mahar.

2. Perempuan disalahgunakan

Banyak kasus perempuan mengalami pelecehan dan kekerasan dari pihak suami karena tidak mampu membayar uang mahar.

Mahar Syahrini dari Reino Barack Rp 40 Miliar, Postingan Jenderal Polisi Ini Singgung Incess

Beberapa suami atau mertua bahkan tega menyiramkan cairan asam ke perempuan sehingga kulitnya terbakar.

"Kekerasan berkisar dari pemukulan brutal, penyiksaan emosional, menahan uang, membuang mereka keluar dari rumah, menjauhkan mereka dari anak-anak mereka, menjaga gundik secara terbuka," atau dalam kasus yang ekstrim, "membakar istri hidup-hidup," Savra Subratikaan, seorang wanita pekerja hak di New Delhi, mengatakan kepada Pulitzer Center .

Halaman
1234

Berita Terkini