Tribun Bandar Lampung

Diksa, Petenis 14 Tahun asal Bandar Lampung yang Sudah Koleksi Puluhan Gelar

Penulis: Daniel Tri Hardanto
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andhixa Izzahdin Brillian bersama koleksi trofinya.

Selama ini, Diksa berlatih tenis seusai pulang sekolah tiga kali dalam sepekan.

Itu pun harus mendapatkan izin dari sekolah.

"Soalnya pulang sekolah kan harusnya jam setengah lima. Sementara latihan tenisnya jam setengah empat. Jadi ya izin dulu sama guru," bebernya.

Sejak TK

Keberhasilan Diksa meraih prestasi di cabang olahraga tenis saat ini tidak bisa lepas dari peran sang kakek, Ngatio Haryanto.

Berkat tangan dinginnya, Diksa menjadi petenis remaja yang disegani di kancah nasional.

Ngatio bercerita, ia kerap membawa keluarganya saat latihan tenis di kampus Universitas Lampung. Salah satunya adalah Diksa.

"Diksa itu dari TK saya ajak main tenis di Unila. Awalnya saya latih sedikit-sedikit. Begitu dia sudah suka, baru kita bawa ke (lapangan) Way Halim. Di sana dilatih sama Om Tecky," kata mantan dosen Akper Panca Bakti ini.

Kali pertama tampil dalam Kejurda Tenis Junior 2013, Diksa langsung menyabet peringkat ketiga tunggal putra KU-10.

Setelah itu, Diksa seolah tak berhenti mencatatkan prestasi hingga ke level nasional.

Pada kelompok umur 10 tahun itu, Diksa pernah mencapai peringkat tertingginya, yakni 10 PNP.

Kurang Perhatian

Meski kerap menorehkan prestasi, ternyata Diksa selama ini menyimpan kegalauan.

Diksa merasa kurang mendapat perhatian dari pemerintah, termasuk Pelti sebagai induk organisasi cabang olahraga tenis di Lampung.

Hal itu diungkapkan Andi, sang ayah.

Halaman
123

Berita Terkini