Orang Tua Keder Dengar Masuk Akpol Perlu Duit Miliaran Rupiah, Anak Pedagang Asongan Malah Lulus

Editor: wakos reza gautama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gilang Pradana bersama kedua orang tuanya

Bahkan pada saat itu Priyanto baru saja menunaikan ibadah shalat zuhur di mushala kodim.

Lalu terkait informasi ada anak pedagang asongan yang lulus Akpol tahun 2019 itu, pertama kali diperoleh Serambinews.com dari Serka Fitriadi yang sehari-hari merupakan pelatih Taekwondo Dojang Kodim 0101/BS.

“Saya pikir ini perlu dipublis. Ini hal positif dan tidak selamanya anggapan orang itu masuk ini atau masuk itu harus orang kaya dan memiliki uang. Kita bisa buktikan hari ini dan saya piker pak Priyanto dan ibu Parsi yang hanya menjadi pedagang asongan, lulus Akpol dengan murni. Cerita ini menurut saya bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” ungkap Fitriadi membuka pembicaraan.

Lalu, Priyanto pun menceritakan sepeninggal mereka dari Jakarta Timur dan memilih merantau ke Aceh, tahun 2017 lalu, ia dan istrinya yang ikut membawa serta Gilang Pradana, anaknya itu yang sebelumnya akan naik ke kelas dua dari sekolahnya di SMA 58 Cirakas Jakarta Timur.

Ia memutuskan tinggal di Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh.

Tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat-sangat sederhana, Gilang masih mampu di sekolahkan di SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Malah, anaknya itu salah satu meraih peringkat kelulusan terbaik pada Ujian Nasional.

“Pada saat kami di Aceh, kami bertemu dengan pak AKBP Andrianto Argamuda yang saat ini Kapolres Singkil. Berbekal jasa beliau lah yang mengetahui anak kami bercita-cita ingin menjadi polisi, meminta bantuan dari adik letingnya, yakni Ipda Krisna Nanda yang saat ini menjabat Kanit Jatanras di Polresta Banda Aceh, melatih anak kami. Pak Krisna juga sudah cukup berjasa, termasuk mengajari hal-hal yang penting dipelajari untuk persiapan menghadapi testing Akpol,” ungkap Priyanto.

Parsi pun menimpali, mereka sebagai orang tua kandung Gilang Pradana sempat pesimis dan tidak ingin bermimpi terlalu tinggi.

Karena, mereka mengaku sadar siapa diri mereka.

“Kami hanyalah pedagang kecil yang jauh dari mewah. Kalau bisa kami bilang untuk bisa mampu bertahan hidup saja di perantauan sudah syukur, sehingga kami tidak mau berkhayal yang sama sekali tidak mungkin. Tapi, Allah menunjukkan rahasia besarNya terhadap anak kami yang saat ini lulus murni saat testing Akpol,” ujar Parsi.

Ia pun mengungkapkan tidak ada yang tidak mungkin, bila Allah berkehendak.

“Kami dulunya juga berpikir tidak mungkin. Kami ini sadar diri, hanya orang kecil, pedagang asongan," kata Priyanto.

"Bahkan sebagian besar yang sering makan bakso di Barata, cukup mengenal kami yang sebelum-sebelumnya sering menjual telor ke bakso samping Barata," tambahnya. 

Anak Kabareskrim Peserta Tes Terbaik

Halaman
1234

Berita Terkini