Riska menjelaskan, ia tinggal dengan dua anaknya, setelah sang suami memilih untuk beristri lagi.
Sejak itulah, ayah Fita dan Veni nyaris tak pernah lagi memberi nafkah kepada mereka.
"Saat ini saya yang mencari nafkah untuk anak-anak saya. Saya kerja di situ (menunjuk ke arah depan rumahnya) jemur onggok," terang Riska yang juga mengidap semacam kutil di bagian tubuh hingga wajahnya, Selasa (27/8/2019).
Tak banyak yang bisa didapat dari pekerjaannya tersebut, Riska mengatakan, pendapatannya tak menentu tak lebih dari Rp 50 ribu.
"Ia seharian kerja maksimal dapat Rp 50 ribu. Itu pun kalau ada jemuran (onggok). Kalau gak ada ya gak dapat," ujarnya.
Untuk penanganan medis kedua anaknya, baik Fita dan Veni pernah mendapatkan operasi dari rumah sakit.
Namun untuk Veni operasi terakhir kali dilakukan pada 2013 lalu.
Sementara Fita mendapat penanganan operasi pada 2018 lalu.
Riska mengatakan, operasi yang didapat kedua anaknya didapat dengan mengumpulkan uang dari program Penerima Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial (Dissos) Lampung Tengah.
Setiap tiga bulan sekali mereka mendapatkan Rp 600 ribu. Dari dana itulah, Riska mengumpulkan uang untuk operasi anaknya.
"Saya kumpulin uang (dari PKH), saya berangkat ke Jakarta, karena dioperasinya di RSCM. Buat ongkos segala macam pun saya pakai uang itu," katanya sambil mengatakan belum ada bantuan langsung pemerintah daerah untuk penanganan medis kedua anaknya.
Untuk si bungsu Fita, saat ini dipasang selang di bagian belakang kepalanya.
Selang tersebut berfungsi untuk mengeluarkan cairan di kepalanya.
Namun begitu, kepala Fita tampak masih mengalami pembesaran.
Veni yang putus sekolah sejak SMP mengatakan, dengan kondisinya saat ini ia malu untuk untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Veni memilih untuk membantu sang ibu di rumah menjaga adiknya.
"Tahun 2013 kan saya juga sudah pernah dioperasi, tapi ternyata tidak berdampak banyak (tumor tetap ada). Sekarang seperti ini lah, bagian kepala saya ada tumornya," kata Veni.
Kabar kondisi keluarga Riska, rupanya mendapat respon dari Komunitas Mutiara Independen Lampung (Komil) yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan.
Komunitas yang berdomisili di Bandar Lampung itu akan mengambil langkah pendampingan kesehatan untuk kedua anak Riska Ramanti.
• Dipicu Asap Rokok, Kenali Glioblastoma Tumor Otak yang Diderita Agung Hercules
Koordinator Lapangan (Korlap) Komil Sutarti didampingi Sekretaris Lili mengatakan, untuk pendampingan Fita dan Veni pihaknya terlebih dahulu melakukan survey.
"Kita terlebih dahulu melakukan survey dan juga kita lakukan pendataan. Kemudian, kita akan lakukan pendampingan untuk kemungkinan dilakukan tindakan medis, hingga operasi," ujar Sutarti.
Untuk kemungkinan konsultasi kepada dokter spesialis, Sutarti menjelaskan untuk Fita dan Veni akan dibawa ke Bandar Lampung
"Untuk Fita kita fokus ke pengobatan kakinya (pengeroposan tulang kaki), kita akan coba bawa ke Rumah Sakit Airan di Bandar Lampung," imbuhnya.
Kini, kepedulian dari pihak swasta sudah datang membantu keluarga Riska Ramanti. Mereka masih membutuhkan uluran tangan para dermawa serta keseriusan pemerintah dalam membantu warganya.(tribunlampung.co.id/syamsir alam)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul: Sosok Ibu Tangguh, Rutin Tahajud Rela Makan Nasi Garam Demi Sekolahkan Tujuh Anaknya Hingga Sukses