TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro mengalokasikan anggaran untuk kenaikan gaji honorer di wilayah setempat mulai Tahun 2020.
Sekretaris Kota (Sekkot) Metro Nasir AT mengatakan, kenaikan gaji merupakan bentuk perhatian Pemkot Metro kepada tenaga honorer setempat.
Harapannya, kata Nasir AT, kenaikan gaji tersebut dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan.
"Jadi naik Rp 200 ribu, dari sebelumnya Rp 1 juta, sehingga menjadi Rp 1,2 juta per bulan, mulai tahun ini," kata Nasir AT, Rabu (15/1/2020).
"Ini (kenaikan gaji) berlaku sama untuk seluruh tenaga honorer yang ada di Pemkot Metro," imbuh Nasir AT.
• Komisi IV DPRD Lamteng Akan Panggil Dinas Pendidikan, Cari Tahu Data Pasti Guru Honorer
• Kisah Guru Honorer yang Sukses Sekolahkan 7 Anaknya hingga Sarjana, Rajin Salat Tahajud dan Duha
• Ancam Sebar Video Asusila hingga Minta Rp 70 Juta, Wanita di Tubaba Ini Ditangkap Polisi
• Setelah Ditabrak Truk, Bus Langsung Menghilang dari Tengah Jalan Soekarno-Hatta
Nasir AT berharap, dengan adanya kenaikan gaji, bisa menambah semangat tenaga honorer untuk bekerja lebih baik dan giat dalam membantu roda pemerintahan, serta mengedepankan sikap disiplin dan profesional dalam bertugas.
Terpisah, salah seorang pegawai honorer yang bertugas di Sekretariat DPRD Kota Metro, Warmah, menyambut baik adanya kenaikan gaji tersebut.
Menurut Warmah, kenaikan gaji bisa membantu keluarganya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
"Alhamdulillah, tentu saya bersyukur dan berterima kasih (dengan kenaikan gaji). Karena memang akan sangat membantu kami untuk kebutuhan hidup," ujar Warmah, Rabu (15/1/2020).
"Sekarang ini kan semua bahan kebutuhan pokok naik, harga-harga makin tinggi. Jadi kami sangat bersyukur sekali," ucap Warmah.
Diketahui, jumlah honorer di Kota Metro hingga saat ini tercatat ada sekitar 800 orang.
Pemkot Metro mengaku tengah melakukan evaluasi atau memverifikasi ulang terkait kinerja honorer di pemkot.
7 Ribu Lebih Guru Honorer di Bandar Lampung Terima Insentif 6 Bulanan Rp 1,3 Juta
Sebanyak 7.013 guru honor menerima insentif 6 bulanan sebesar Rp 1,3 juta.
Pembagian insentif dilakukan di Gedung Semergou Pemkot Bandar Lampung, Kamis (26/12/2019).
Wali Kota Bandar Lampung Herman HN memberikan pengarahan dalam acara pemberian insentif terhadap ribuan guru honor ini.
Namun pengarahan dilakukan tertutup di aula gedung tersebut.
Nampak ratusan guru masih ada yang menunggu sesi masuk aula di lingkungan Pemkot Bandar Lampung.
Ribuan guru ini merupakan tenaga honor di TK, SD/MI, SMP/Mts, dan guru honor murni yang ada dari seluruh kecamatan di Kota Tapis Berseri.
Guru Honorer Bergaji Rp 80 Ribu Sebulan Kini Terpilih Jadi Bupati di Lampung
Peringatan Hari Guru Nasional berlangsung setiap tanggal 25 November.
Di Lampung, seorang guru honorer bergaji Rp 80 ribu sebulan kini telah menjadi seorang bupati.
Sosok tersebut adalah Parosil Mabsus.
Parosil adalah Bupati Lampung Barat periode 2017-2022.
Selain Parosil, ternyata ada guru honorer yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Lampung.
Tulus Purnomo bahkan telah menjadi anggota DPRD Lampung sebanyak 4 periode.
Bagaimana kisah mereka?
Parosil merintis kariernya dari bawah.
Ia pernah menjadi menjadi guru honorer di daerahnya seusai menamatkan kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan Keguruan Universitas Lampung (Unila).
"Jadi saya pulang kampung setelah tamat kuliah. Saya jadi guru honorer akhir tahun 1999 di SMPN 1 Kebun Tebu," ujarnya membuka cerita, Senin (25/11/2019).
Saat itu, ia mengajar PPKN dan Geografi.
Saat itu, ceritanya, gaji yang diberikan tergantung jam pelajaran yang diberikan.
Sehingga jika dihitung-hitung, dirinya hanya mendapat Rp 80 ribu per bulan.
Lalu pada 2002, ia diterima sebagai guru kontrak dengan gaji Rp 150 ribu sebulan, dengan mengajar di SMAN 1 Lemong.
Sambil mengajar itu, ia juga aktif di partai politik PDIP Kecamatan Sumber Jaya.
Sampai akhirnya, ia mendaftar jadi caleg DPRD pada 2004.
Ia lalu mengundurkan diri dari guru kontrak daerah.
Sampai akhirnya, ia menjadi anggota DPRD Lampung Barat periode tersebut.
Pada tahun itu, sang kakak, Mukhlis Basri menjabat sebagai wakil bupati.
Namun, Parosil tidak mengandalkan nama besar beliau.
Dia bekerja keras untuk menjadi anggota DPRD Lambar.
"Saat itu nama saya belum dikenal. Baru pertama terjun ke politik. Jadi benar-benar berjuang untuk sosialisasi. Dari gunung ke gunung, dari talang ke talang. Sementara, fasilitas minim," ceritanya.
Begitu juga saat dirinya mencalonkan diri menjadi Bupati Lampung Barat periode 2017-2022.
Itu pun ia lakukan dengan perjuangan keras.
Semua pencapaiannya itu, menurut Parosil, merupakan hasil tempaan saat dirinya menjadi guru.
Karena itu, ia sangat bangga pernah menjadi guru.
"Saya bisa menjadi seperti ini karena guru juga, saya dibina, dibimbing, dididik hingga menjadi pribadi yang hebat," ujarnya.
Sementara, Tulus Purnomo mengungkapkan, ia menjadi guru honorer sejak 1993 hingga tiga tahun.
Itu sesuai latar belakang pendidikannya.
Sambil mengajar, Tulus juga menjadi pegiat HAM di salah satu lembaga bantuan hukum di Lampung.
"Waktu di LBH itu saya melihat banyak orang tertindas. Karenanya, saya punya keinginan memperjuangkan rakyat kecil. Karenanya tahun 1997 saya putuskan gabung PDIP," jelasnya.
Setelah tiga tahun menjadi guru honorer, ia diangkat menjadi PNS.
Namun pada 2004, ia terpilih sebagai anggota DPRD Lampung dan meninggalkan kariernya sebagai PNS sampai saat ini.
Perjuangan guru inspiratif juga bisa kita lihat dari Kepala SDN 1 Pesawahan, Rosina.
Dengan cinta kasih dan pengetahuannya sebagai guru, Rosina berhasil membesarkan ketiga anaknya hingga mereka menjadi pribadi tangguh dan sukses.
Saat ini, salah satu anaknya menjadi kapolsek Beriyen Bayen Langsa Aceh.
Anak pertamanya telah menjadi Kasubag Rumah Tangga dan Barang Milik Negara Dirjen Kebinaan Keuangan Daerah Kemendagri.
Sementara, si bungsu bekerja sebagai protokol gubernur Lampung yang merupakan alumni IPDN.
"Berkat ilmu yang saya dapat dari menjadi seorang pengajar, saya bisa mengajar ketiga anak saya hingga mereka bisa mandiri," tuturnya.(Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak/Sulis Setia M)