Azis yang dalam proses pemeriksaan berulang kali meminta AS merinci harga paket pernikahan dan keuntungannya menganggap, laba yang diterima Pandamanda tak cukup.
Hitungannya tak masuk akal. Strategi banting harga ini semata untuk mendongkrak jumlah klien sehingga menjamin arus kas tetap lancar, meksipun tak bertahan lama.
"Hitung saja misalnya keperluan makannya. Paket makanan misalnya Rp 75.000. Untuk 1.000 undangan saja sudah Rp 75 juta. Itu baru kateringnya doang. Dia buka harganya Rp 50 juta. Kateringnya saja tidak nutup," kata Azis.
"Dia hanya menawarkan murah saja dan tidak masuk. Itemnya lebih dari 8, ada foto, dekorasi, bakcdrop, katering, dan lain-lain dengan harga paling kecil Rp 50 juta. Sampai ada cashback, coba," katanya.
AS sendiri mengaku, masalah yang membelit Pandamanda disebabkan oleh mismanajemen yang berujung keterlambatan pengiriman semata.
Namun, hingga Rabu (5/2/2020) sore, polisi merilis lebih dari 40 calon korban sudah melaporkan potensi kerugian mereka akibat menyetor dana pada Pandamanda.
AS kini ditahan di Mapolres Metro Depok. Ia dijerat Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan diancam kurungan maksimal 4 tahun.
(Tribunnewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul Kelabui Pengantin, WO Pandamanda Berbisnis dengan Cara Gali Lubang Tutup Lubang